Utang Israel Bengkak Tembus Rp696 Triliun Imbas Perang Lawan Hamas

Saskia Adelina Ananda, Jurnalis
Kamis 25 April 2024 08:30 WIB
Utang Israel bengkak imbas perang (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Perang Israel dengan kelompok Islam Palestina Hamas menyebabkan utang membengkak. Kementerian Keuangan Israel mengatakan utang negara berlipat ganda pada 2023.

Melansir Reuters, Kamis (25/4/2024), Israel memiliki utang sebesar 160 miliar shekel (USD43 miliar setara Rp696 triliun) pada tahun 2023. Setengah dari utang tersebut yaitu 81 miliar shekel, bertambah sejak pecahnya perang pada bulan Oktober.

Akuntan Jenderal Yali Rotenberg mengatakan bahwa tahun 2023 adalah tahun penuh tantangan yang membutuhkan peningkatan tajam dalam kebutuhan pembiayaan dan membutuhkan penyesuaian taktis dan strategis dalam rencana peningkatan utang pemerintah.

“Meskipun terdapat banyak ketidakpastian dan tantangan, kemampuan untuk meningkatkan utang di pasar lokal dan global, bahkan di masa perang, dalam volume yang signifikan dan rasio cakupan yang sangat tinggi, menunjukkan tingginya aksesibilitas Negara Israel terhadap pasar dan merupakan bukti dari kekuatan ekonomi Israel,” katanya.

Total utang mencapai 62,1% dari produk domestik bruto pada tahun 2023, naik dari 60,5% pada tahun 2022 karena lonjakan belanja perang dan diperkirakan akan mencapai 67% pada tahun 2024.

Israel bulan lalu mengumpulkan rekor penjualan obligasi internasional pertama senilai USD8 miliar sejak serangan Hamas 7 Oktober, dengan permintaan yang sangat tinggi bahkan setelah Moody's menurunkan peringkat kredit negara Israel untuk pertama kalinya pada bulan Februari.

Pemerintah pada tahun 2023 mengumpulkan sekitar 116 miliar shekel, atau 72% dari total dana, di dalam negeri, dengan 25% dipinjamkan ke luar negeri dan sisanya merupakan utang dalam negeri yang tidak dapat diperdagangkan.

Utang publik Israel tumbuh 8,7% tahun lalu menjadi 1,13 triliun shekel, sebagian didorong oleh inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi, kata kementerian tersebut.

Rasio beban bunga terhadap PDB tidak berubah tahun lalu pada 2,4%.

Dalam penurunan peringkat kreditnya menjadi 'A2', Moody's menyebutkan adanya risiko politik dan fiskal yang signifikan bagi negara tersebut akibat perangnya dengan Hamas.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya