JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 yang makin menipis. Dinilai surplus anggaran saat ini mengalami penurunan yang signifikan, berbeda dari proyeksi surplus sebelumnya.
Penurunan ini diakibatkan oleh berbagai faktor, sehingga menimbulkan kekhawatiran Menteri Keuangan akan perlambatan dan normalisasi kedepannya.
Berikut Okezone merangkum fakta APBN 2024 yang dinilai mengalami surplus semakin tipis:
1. Surplus Rp8,1 triliun
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus hingga Maret 2024 sebesar Rp8,1 triliun.
Sebagaimana dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa posisi APBN Indonesia masih surplus 0,04% atau Rp8,1 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB).
2. Pendapatan negara lebih tinggi
Pendapatan negara yang lebih tinggi dari belanja negara menjadi faktor perolehan nilai surplus tersebut. Sri Mulyani juga mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp620,01 triliun atau setara dengan 22,1% dari target sebesar Rp2.802,3 triliun.
Maka dari itu, terdapat kontraksi mencapai 4,1% secara tahunan atau year on year (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.
3. Belanja negara tumbuh 18%
Secara tahunan kinerja belanja negara mengalami pertumbuhan sebesar 18%. Menurut Menteri Keuangan, faktor pertumbuhan tersebut disebabkan oleh sejumlah komponen belanja, salah satunya pelaksanaan pemilu.
Sri Mulyani menyebutkan bahwa realisasi anggaran pemilu 2024 mencapai Rp26,0 triliun per 1 April 2024. Realisasi anggaran tersebut setara 67,9% dari pagu sebesar Rp38,3 triliun.
"Artinya hampir 70%, 67,9% sudah terbelanjakan, karena memang pemilu di bulan Februari ini mengharuskan belanja yang ada di depan atau front loading, itu dari mulai KPU, Bawaslu yang paling besar Rp28,3 triliun," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, Minggu (28/4/2024).
4. Keseimbangan primer dinilai positif
Keseimbangan primer merupakan selisih total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Tercatat keseimbangan primer menunjukkan kinerja yang afirmatif diperkiraan mencapai Rp122,1 triliun.
5. Kinerja APBN 2024 cukup baik
Menteri Keuangan menilai kinerja APBN tahun 2024 dinilai cukup baik pada triwulan 1, hal tersebut didorong oleh faktor belanja pendapatan negara yang masih terkendali.
"Meski terlihat cukup positif, kita tetap waspada. Karena masuk triwulan II 2024 ada banyak perubahan geopolitik dan ekonomi global yang akan berimbas pada perekonomian seluruh dunia," ungkap Sri Mulyani.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)