JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi modern. Bahkan Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Biak, Papua, menatap peluang ekspor tuna langsung ke berbagai negara.
Wahyu menyampaikan bahwa, kampung nelayan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pendorong produktivitas dan kompetensi masyarakat.
"Kampung Nelayan Modern berada di Desa Samber-Binyeri, Distrik Yendidori. Lokasinya berjarak 40an menit perjalanan darat dari Bandara Utara Internasional Frans Kaisiepo Biak," ujarnya, Selasa (14/5/2024).
Optimisme kampung nelayan yang diinisiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini muncul setelah Koperasi Samber Binyeri atau pengelola Kalamo menandatangani perjanjian kerjsama (PKS) PT Perikanan Nusantara Jaya, PT PINDAD International Logistik (PIL) dan PT Pelindo.
"Alhamdulillah, Kalamo Biak menunjukkan progres yang semakin bagus dan bersiap untuk bisa ekspor produk tuna," tutur Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo.
Budi mengungkapkan Samudra Ulam kini juga tengah membangun fasilitas UPI pengolahan fillet tuna dengan brand "Nusa Tuna" berkapasitas 300 ton perbulan dan siap beroperasi pada Juni mendatang. Dikatakannya, Kalamo juga semakin lengkap dengan kesepakatan PT Pindad International Logistik (PIL) dan PT Pelindo yang akan memanfaatkan lahan di area pelabuhan untuk digunakan sebagai Unit Pengolahan Ikan (UPI) penanganan produk.