ESDM Prediksi Lifting Minyak dan Gas di 2025 Menurun

Atikah Umiyani, Jurnalis
Rabu 05 Juni 2024 14:13 WIB
ESDM Turunkan Target Lifting Migas di 2025. (Foto: Okezone.com/Feby)
Share :

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memproyeksikan lifting minyak bumi Indonesia di tahun depan sekitar 580-601 ribu barel per hari (BOPD). Sedangkan lifting gas diproyeksikan di 1.003-1.047 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equvalent per day/BOEPD).

"Mencermati realisasi sampai dengan bulan Mei 2024 dan outlook 2024, Lifting Minyak dan Gas Bumi pada RAPBN 2025 diusulkan sebesar 1.583 sampai 1.648 ribu barel setara minyak per hari," jelas Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Sebagai informasi, berdasarkan catatan Kementerian ESDM, realisasi lifting minyak pada Januari hingga Mei 2024 mencapai 561,9 ribu BOPD dengan outlook akhir tahun hanya sebesar 595 ribu BOPD. Padahal, produksi minyak bumi nasional itu ditargetkan sebesar 635 ribu BOPD dalam APBM.

Bahkan, outlook lifting minyak tahun 2024 masih lebih rendah jika dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Diketahui, realisasi produksi minyak bumi pada 2023 mencapai kisaran 605 ribu BOPD atau jauh di bawah target yang ditetapkan 660 ribu BOPD.

Sementara untuk lifting gas bumi, Kementerian ESDM mencatat realisasi hingga Mei 2024 sebesar 939,8 ribu BOEPD dengan outlook pada akhir tahun sebesar 993,8 ribu BOEPD.

Meski outlook lifting gas bumi tahun 2024 masih lebih besar dibanding realisasi 2023 yang hanya 960 ribu BOEPD, proyeksi itu masih belum memenuhi target yang ditetapkan dalam APBN TA 2024 sebesar 1.033 ribu BOEPD.

Arifin menambahkan, realisasi skema Production Sharing Contract (PSC) cost recovery hingga Mei 2024 mencapai US$2,51 miliar atau 30 persen dari yang ditetapkan sebesar US$8,25 miliar.

Arifin pun memperkiraka realisasi cost recovery sepanjang tahun ini sedikit diatas batas yang ditetapkan, yakni sebesar US$8,26 miliar. Artinya, serapan cost recovery berpotensi membengkak dari realisasi tahun 2023 yang hanya US$7,67 miliar.

"Lalu pada APBN 2025, kami usulkan (cost recovery) sebesar US$8,5-US$8,7 miliar," tutup Arifin Tasrif.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR Mulyanto menilai sangat wajar apabila lifting minyak Indonesia terus menurun. Hal tersebut ia katakan menjadi tuntutan semesta dengan melemahnya produksi pada lapangan-lapangan tua.

Oleh sebab itu Mulyanto meminta pemerintah dan para pemangku kepentingan ada baiknya merelakan target produksi 1 juta BOPD tahun 2030 begitu saja karena target itu sudah sangat tidak mungkin untuk dicapai.

"Karenanya kita relakan saja, ya segini-segini saja lah ya jangan terlalu tinggi. Tapi kalau bisa, cost recovery juga jangan tinggi-tinggi dong," tegas Mulyanto.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya