JAKARTA - Indonesia mempelajari layanan pelabuhan yang ramah lingkungan di Forum Konektivitas ASEAN di Malaysia.
“Di sini (Forum Konektivitas ASEAN) kami belajar dari pengalaman Malaysia dan Korea, yang mengimplementasikan peraturan dan kebijakan terkait lingkungan dan melakukan berbagai studi kelayakan dan digitalisasi untuk operasi pelabuhan yang ramah lingkungan,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Hartanto dalam keterangannya, Sabtu (15/6/2024).
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut turut serta sebagai delegasi Republik Indonesia pada pertemuan ASEAN Maritime Connectivity Forum yang digelar di Penang Malaysia, Senin (10/6).
Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh Partnerships for Infrastructure (P4I) Australia dan diikuti oleh para peserta dari negara-negara anggota ASEAN, Korea serta Australia.
Delegasi RI yang hadir terdiri atas Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, serta Atase Perhubungan Kuala Lumpur.
Hartanto mengatakan salah satu isu yang dibahas pada pertemuan tersebut adalah tentang program Manajemen Rantai Pasok dan Pengiriman Hijau atau Green Shipping and Supply Chain Management.
“Pertemuan itu membahas mengenai perlunya sinergi antara negara-negara ASEAN dan mitra untuk mencapai target implementasi Konvensi IMO tentang Green House Gas,” ungkap Hartanto.
Penerapan Green Shipping, lanjutnya, memiliki banyak tantangan, di antaranya adalah masih sulitnya menemukan pangsa pasar pelayaran yang tepat dan biaya yang masih relatif besar.
Lebih lanjut, terkait dengan Digitalisasi dan Automasi Pelabuhan, dibahas mengenai integrasi berbagai aplikasi digital yang ada di pelabuhan.