JAKARTA - Kimia Farma (KAEF) akan berpotensi lakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dampak dari rencana penutupan 5 pabrik produksi obat.
Saat ini, KAEF memiliki sepuluh pabrik obat di beberapa wilayah. Penutupan kelima pabrik ini dilakukan untuk menekan biaya operasional hingga peningkatan utilitas pabrik.
Penutupan pabrik akan direalisasikan KAEF hingga 2-3 tahun mendatang. Dengan tetap memperhatikan hak karyawan seperti yang telah dijelaskan oleh Direktur Produksi & Supply Chain KAEF, Hadi Kardoko.
“Tentu kami memperhatikan betul kalau memang nantinya akan ada dampak (PHK),” ujar Hadi saat paparan Public Expose di Jakarta Timur, Rabu (26/6/2024).
“Terhadap rasionalisasi pegawai, maka KAEF akan memperhatikan yang menjadi hak-hak dari karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, itu menjadi komitmen kami dalam hal ini,” paparnya.
Kendati PHK menghantui karyawan anggota Holding BUMN Farmasi itu, hingga saat ini Kimia Farma belum menghitung jumlah karyawan yang akan terdampak, imbas dari rasionalisasi fasilitas produksi.
“Karyawan yang pasti saat ini kami lagi kalkulasi terkait dampak, ketika nanti memang itu terjadi tentu kami tetap melakukan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku," beber dia.
Baca Selengkapnya : Tutup 5 Pabrik, PHK Massal Hantui Karyawan Kimia Farma
(Kurniasih Miftakhul Jannah)