JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau KAEF bakal menutup lima pabrik obat. Penutupan pabrik obat ini akan memicu potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Terkait potensi PHK massal, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Kimia Farma tetap mengedepankan win-win solution. Saat ini manajemen masih mengkaji win-win solution bagi karyawan.
“Lagi disusun (win-win solution) sama temen-temen di manajemen Kimia Farma, kan ada konsekuensi dari penutupan pabrik kan, pasti ada hal-hal yang berbaur sama karyawan juga,” ujar Arya saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, Kamis (18/7/2024).
Lantaran masih dalam tahap kajian, Arya belum dapat membeberkan lebih jauh perihal skema win-win solution yang dimaksud.
Dia menyebut, aksi penutupan lima pabrik untuk menekan biaya operasional, efisiensi bisnis, dan meningkatkan utilitas. Selain itu, lima pabrik dinilai under capacity, sehingga tidak maksimal beroperasi.
“Kan kita tahu juga ini adalah pabrik lama ya, sudah lama, gak efisien, harusnya cuman lima, ya ada sepuluh ya,” paparnya.