JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan pihaknya menyerahkan keputusan soal harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi kepada PT Pertamina (Persero). Di mana perubahan harga Pertamax ini harus memperhatikan daya beli masyarakat.
"Ya itukan non subsidi. Ya, mau naik cuman liat daya beli masyarakat," ujar Arifin ketika ditanya perihal boleh atau tidaknya Pertamina menaikkan Pertamax di Jakarta, Jumat (28/6/2024).
Kendati demikian, Arifin mengakui bahwa harga keekonomian Pertalite dan Pertamax memang mengalami kenaikan.
"Wah naik dong, kan minyaknya naik. Kamu mau tau aja, sudah bagus di subsidi," tegasnya.
Lebih lanjut, Arifin juga menyebutkan bahwa Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BBM) yang diatur oleh Kementerian BUMN.
"Pertamina kan dibawahnya BUMN," tutup Arifin.
Sebagaimana diketahui, PT Pertamina Patra Niaga memutuskan untuk kembali tidak menaikkan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024 meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika melemah.
Corporte Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan keputusan tidak mengubah harga BBM mengacu pada beberapa aspek yang tercantum dalam Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi. Dalam aturan ini, perhitungan formulasi harga BBM di antaranya dipengaruhi oleh nilai tukar dolar AS dan MOPS.
Penyesuaian harga BBM nonsubsidi memang mengacu pada regulasi. Namun pada kondisi saat ini kami mendukung upaya Pemerintah untuk menjaga stabilitas perekonomian," terang Irto dalam keterangan tertulis, Jumat.
Adapun untuk harga saat ini, Pertamax masih dipatok sebesar Rp 12.950 per liter, Pertamax Green 95 sebesar Rp 13.900 perliter, Pertamax Turbo sebesar Rp 14.400 per liter, Dexlite Rp 14.550 per liter, dan Pertamina Dex sebesar Rp 15.100 per liter. Harga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5%.
Sementara untuk harga BBM jenis Pertalite dan BioSolar tidak mengalami perubahan atau tetap. Rinciannya, Pertalite tetap Rp10.000 per liter dan BioSolar di angka Rp6.800 per liter.
(Taufik Fajar)