Melengkapi ketiga aspek ESG, asesmen ESG Risk Rating juga dilakukan atas aspek Lingkungan, termasuk bagaimana BRI menyikapi risiko iklim yang berpotensi memberi dampak pada kegiatan bisnis dan operasional perusahaan. Sebagai lembaga jasa keuangan, BRI memegang peranan dalam berkontribusi atas investasi dan pembiayaan ke proyek-proyek yang ramah lingkungan.
Saat ini, BRI telah menetapkan Net Zero Emission Targets yang mencakup Scope 1, Scope 2, dan Scope 3 (Financed Emissions). Tidak hanya membiayai proyek ramah lingkungan, BRI juga melakukan upaya pendanaan (funding) yang dilakukan dengan menerbitkan instrumen-instrumen keuangan berwawasan lingkungan, serta penggunaan kendaraan listrik dan pemasangan solar panel dari sisi operasionalnya.
Implementasi keberlanjutan yang dijalankan BRI, selanjutnya akan dituangkan ke dalam Laporan Keberlanjutan yang diterbitkan setiap tahun sebagai bentuk transparansi perusahaan kepada para pemangku kepentingan, termasuk lembaga ESG rating internasional untuk mendapatkan rating ESG.
Rating ESG menjadi penting karena merupakan cerminan persepsi dari lembaga rating terhadap implementasi ESG perusahaan. Memiliki rating ESG yang baik akan menguntungkan, serta dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan. Tidak hanya itu, dalam proses asesmennya, perusahaan pun dapat mengeksplorasi berbagai parameter dan indikator keberlanjutan yang dianggap material dan relevan dengan kegiatan operasional bisnisnya. Hal ini menjadi bekal dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko ESG, serta menyusun strategi keberlanjutan.
Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto mengatakan bahwa kemampuan pengelolaan ESG BRI memiliki arah dan strategi yang jelas sebagai bagian dari value creation untuk seluruh stakeholders.