Menkeu menjelaskan, dengan mencermati dinamika dan prospek ekonomi global dan domestic 2024, outlook pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp2.802,5 triliun atau tumbuh 0,7% (yoy) utamanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi yang terjaga dan positif, implementasi reformasi perpajakan, peningkatan dividen BUMN dan peningkatan layanan Kementerian/Lembaga.
"Jadi yang komoditi base CPO yang kita lihat, berpengaruh pada kinerja. Mereka masih profitable tapi profitnya menurun sehingga penerimaan pajak dari sisi PPh dan PPn menurun," kata Sri Mulyani.
Sementara itu outlook belanja negara 2024 diperkirakan mencapai Rp3.412,2 triliun atau 102,6% dari pagu APBN 2024. Hal ini seiring peran APBN sebagai shock absorber untuk tetap menjaga momentum pertumbuhan, melindungi daya beli dan mendukung pencapaian target-target prioritas pembangunan nasional.
"Belanja Pemerintah tadi kita lihat kita perkirakan masih akan tumbuh 9% sampai dengan akhir tahun memang untuk belanja yg mengalami kenaikan seperti tadi yang saya sampaikan beberapa subsidi pupuk dinaikkan Rp24 triliun, kemudian belanja untuk bansos antisipasi juga mengalami kenaikan," pungkasnya.
(Taufik Fajar)