G7 Pecah soal Aset Rusia Rp4.519 Triliun, Ada Misi Terselubung Arab Saudi?

Farida Syifa Anandita, Jurnalis
Rabu 10 Juli 2024 12:52 WIB
Ada ancaman Arab, G7 dikabarkan menolak penyitaan aset bank sentral Rusia (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Negara maju yang tergabung dalam kelompok G7 dikabarkan bakal menolak rencana Amerika Serikat (AS) mengambil alih aset bank sentral Rusia sebesar Rp4.519 triliun yang dibekukan. Kabarnya, penolakan ini karena adanya ancaman terselubung dari Arab Saudi.

Melansir Bloomberg, Rabu (10/7/2024), AS dan Inggris terus mendorong penyitaan langsung aset Rusia senilai Rp4.519 triliun yang dibekukan Barat pada tahun 2022 karena perang Ukraina. Sebagian besar aset tidak bergerak berada dalam genggaman Uni Eropa (UE), dengan beberapa di antaranya tidak ingin melihat euro menghadapi peluang serangan balik.

Ada ketakutan perebutan aset Rusia bisa berdampak terhadap kepercayaan kepada mata uang euro. Di sisi lain, Arab Saudi mengancam akan menjual beberapa kepemilikan utang Uni Eropa jika G7 melanjutkan rencana penyitaan.

Salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya itu, menggambarkan pesan Kementerian Keuangan Saudi sebagai "ancaman terselubung". Sementara dua lainnya mengatakan Riyadh secara khusus menyebutkan utang treasury Prancis.

Jika misi terselubung Arab Saudi itu benar, kemungkinan besar akan mempengaruhi langkah G7 dalam upaya menyita dana Rusia yang dibekukan secara langsung dan lebih memilih untuk mengubah bunga yang dihasilkan menjadi pinjaman ke Kiev.

Moskow sendiri telah mengutuk langkah itu sebagai tindakan ilegal, di mana mantan Presiden Dmitry Medvedev mengutarakan, kebijakan itu bisa ditafsirkan sebagai penyebab perang. Namun, ketika dihubungi untuk memberikan komentar, Kementerian Keuangan Saudi mengatakan kepada Bloomberg, bahwa "tidak ada ancaman seperti itu yang dibuat.”

"Hubungan kami dengan G7 dan lainnya saling menghormati dan kami terus membahas semua masalah yang mendorong pertumbuhan global dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan internasional," kata kementerian itu.

Seorang pejabat Saudi mengatakan, bahwa membuat ancaman seperti itu bukanlah "gaya" pemerintahnya dan kementerian mungkin hanya menguraikan "konsekuensi akhir" dari penyitaan kepada G7.

Arab Saudi terpantau memiliki sekitar USD135 miliar Treasury AS dan jumlah obligasi euro yang tidak diketahui secara pasti. Para pejabat Uni Eropa sepertinya kurang peduli tentang dampak pada utang Prancis daripada negara-negara lain yang mengikuti jejak Riyadh, kata sumber Bloomberg.

Dua sumber mempertanyakan, kredibilitas dugaan ancaman Arab Saudi dengan mencatat bahwa tidak ada efek pelarian pada mata uang G7 ketika dana Rusia pertama kali dibekukan.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya