Luhut Bentuk Family Office, Kadin: Kita Lihat Positif dan Negatifnya

Tangguh Yudha, Jurnalis
Senin 15 Juli 2024 16:05 WIB
Kadin Sikapi Rencana Pemerintah Membentuk Family Office. (Foto: Okezone.com/MPI)
Share :

JAKARTA - Pengusaha menyambut rencana pembentukan wealth management center atau family office di Tanah Air. Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, ide tersebut dapat memberikan dampak yang positif.

Arsjad menyampaikan, kehadiran family office patut dipertimbangkan. Ia juga menyarankan agar family office di Indonesia dibiarkan berkembang.

"Jadi kalau saya boleh katakan, jangan dulu dimatikan family office ini. Biarkan nanti berkembang. Kita lihat dulu, kita pelajari positif dan negatifnya bagaimana, nanti untuk Indonesia mana yang terbaik," ungkapnya, Senin (15/7/2024).

Lebih lanjut, eksplorasi terhadap family office sudah seharusnya dijalankan. Dia menilai dengan melakukan hal tersebut, maka akan terlihat dampak positif dan negatifnya sehingga bisa dipilah-pilih mana yang baik untuk Indonesia.

"Kalau kita semua tidak mau, tidak akan ada uang yang masuk ke Indonesia, padahal yang kita butuhkan investasi masuk, uang masuk supaya bisa menyiapkan lapangan pekerjaan," ujar Arsjad.

Untuk diketahui, belakangan ramai dalam pemberitaan bahwa Pemerintah Indonesia berencana untuk membentuk Wealth Management Center atau Family Office. Rencana tersebut pun menuai pro dan kontra.

Menurut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, pembentukan family office diharapkan dapat memberikan dampak positif. Dia menyebut langkah ini perlu dilakukan sebagai upaya menumbuhkan ekonomi nasional.

Luhut menyampaikan bahwa menurut data dari The Wealth Report, populasi individu super kaya raya di Asia diperkirakan akan tumbuh sebesar 38,3% selama periode 2023-2028. Peningkatan jumlah aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal juga diproyeksikan akan terus meningkat.

Dari data itu, Luhut menilai adanya kesempatan bagi Indonesia untuk menarik dana-dana dari Family Office Global, yang dari perhitungan terkini, ada sekitar USD11,7 triliun dana kelolaan Family Office di dunia. Dengan family office, ia berharap dapat menciptakan dampak positif bagi Indonesia.

Namun menurut ekonom senior Faisal Basri, pembentukan family office berpotensi besar menjadi celah pencucian uang. Ia mengaku khawatir hal tersebut akan terjadi di Indonesia jika regulasi family office tidak dibuat dengan ketat.

"Family office ini berpotensi besar untuk menjadi tempat pencucian uang. Cukup banyak family business office itu menjadikan Singapura buat cuci uang. Jadi, mereka sekarang lebih ketat," kata Faisal dalam pernyataannya beberapa waktu lalu.

"Di Singapura yang hukumnya bagus segala macam saja, sekarang menahan diri, menciptakan (family office) karena dia tidak mau lagi diperlakukan atau di-image-kan sebagai negara tempat cuci uang," tambahnya.

Lebih lanjut Faisal menilai bahwa pembentukan family office tidak memberikan dampak terhadap pendapatan negara lantaran tidak adanya pajak. Ia pun mewanti agar sebelum rencana tersebut direalisasi, harus ada persiapan aturan yang jelas sehingga bisa meminimalisir dampak negatifnya.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya