JAKARTA - Kapitalisasi pasar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencapai Rp709,30 triliun pada akhir Juli 2024. Catatan ini tertinggi di antara bank BUMN lainnya.
Market cap BBRI menjadi salah satu kategori penghargaan di Malam Apresiasi Emiten 2024 yang dilakukan dua media di Balikpapan. Bank bersandi BBRI ini mendapatkan 4 penghargaan, yakni sebagai Main Index, High Dividend, High Growth, dan High Market Capitalization.
Keempat kategori ini merepresentasikan kinerja pertumbuhan laba, nilai kapitalisasi pasar dan yield dividen dalam lima tahun terakhir. BRI dinilai mampu mempertahankan posisinya sebagai konstituen Indeks Tempo-IDNFinancials 52 dalam setahun terakhir.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut didedikasikan untuk seluruh Insan BRILian atau pekerja BRI. Pihaknya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Insan BRILian karena telah memberikan kontribusi optimal kepada perusahaan.
"Penghargaan ini dicapai atas kontribusi dan kerja keras Insan BRILian sehingga kinerja BRI tetap mampu tumbuh berkelanjutan," ungkap Sunarso.
Selain market cap BBRI yang tembus Rp709,30 triliun pada akhir Juli 2024, laba perseroan tumbuh 11,8 persen dalam lima tahun terakhir dan rata-rata imbal dividen (average dividend yield) sebesar 4,60 persen dalam lima tahun ini.
Dari sisi kinerja, secara konsolidasian BRI berhasil mencetak laba Rp29,90 triliun pada Triwulan II 2024.
Sunarso mengungkapkan bahwa kinerja positif BRI Group tersebut tak terlepas dari pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh double digit.
“Hingga akhir Triwulan II 2024, penyaluran kredit BRI tercatat Rp1.336,78 triliun atau tumbuh 11,20% year on year (yoy). Segmen UMKM masih mendominasi penyaluran kredit BRI, dengan porsi mencapai 81,96% dari total penyaluran kredit BRI, atau sekitar Rp1.095,64 triliun,” jelas Sunarso.
Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan penyaluran kredit yang selektif dan prudent sehingga Perseroan mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Rasio Loan at Risk (LAR) tercatat membaik atau turun, dari semula 14,94 persen pada akhir Triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir Triwulan II 2024.