The Fed Diprediksi Turunkan Suku Bunga di September dan November 2024

Suparjo Ramalan, Jurnalis
Rabu 07 Agustus 2024 20:02 WIB
The Fed Diprediksi Turunkan Suku Bunga 2 Kali. (Foto: okezone.com/Reuters)
Share :

JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed diprediksi akan memangkas suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) pada September dan November 2024. Sehingga, FFR akan turun 50 basis poin (bps) di akhir tahun ini.

Chief Economist Citibank NA Indonesia (Citi Indonesia), Helmi Arman menilai, FFR akan dipangkas masing-masing 25 bps. Kemudian di Desember The Fed akan menormalisasi kader penurunan suku bunga acuannya.

“Ya, kita ekspektasinya cut suku bunga September dan di dua rate cut pertama itu kadarnya 50 basis poin, jadi di September dan November itu 50 basis poin,” ujar Helmi saat ditemui di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2024).

“Kemudian di Desember The Fed akan menormalisasi kader penurunannya, jadi sekitar 25 basis poin, jadi total 125 tahun ini,” paparnya.

Menyusul The Fed yang bakal menurunkan bunga acuannya, bagaimana dengan BI rate?

Helmi menilai, kemungkinan Bank Indonesia (BI) tidak agresif memangkas suku bunga acuan atau BI rate. Diperkirakan Bank Sentral Tanah Air hanya akan memangkas suku bunga sebanyak satu kali di 2024 dengan besaran 20 bps.

“Cuman memang yang bisa menjadi ekspektasi kami memang ruang penurunan BI rate tidak sebesar ruang penurunan The Fed,” beber dia.

Menurutnya, Bank Indonesia tetap mempertimbangkan banyaknya aliran modal (inflow) asing yang masuk ke market obligasi Indonesia selama satu tahun terakhir ini. Sehingga, ketika suku bunga instrumen pasar uang ini diturunkan secara agresif, maka kemungkinan posisi inflow asing dalam instrumen pasar uang akan berkurang.

“Dan ini berpotensi mengimbangi suplai dolar yang masuk ke pasar obligasi,” ucap Helmi.

Dia menjelaskan, penurunan suku bunga Fed Fund Rate akan menaikan daya tarik investor ke Indonesia, terutama aset fixed income AS dan global. Artinya, pasar obligasi di dalam negeri tetap memiliki potensi yang baik.

“Ini menaikan daya tarik untuk aset-aset fixed income di AS maupun secara global gitu kan, walaupun selektif ya secara globalnya, dan tentunya cukup positif kita sudah melihat inflow masuk ke pasar obligasi Indonesia dalam beberapa minggu terakhir,” tutur dia.

“Setelah ada sinyal penurunan suku bunga dari The Fed, dan inflow ke pasar obligasi Indonesia ini menjadi faktor penyeimbang di pasar valas karena tentunya dengan adanya inflow ke pasar obligasi pada suplai dolar tambahan dari investor asing,” jelasnya.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya