Beri Salam Hormat ke Faisal Basri, Menko Luhut: Indonesia Kehilangan Sosok Pemikir Besar

Iqbal Dwi Purnama, Jurnalis
Kamis 05 September 2024 11:55 WIB
Menko Luhut Binsar Pandjaitan kenang Faisal Basri. (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, turut mengucapkan rasa kehilangan atas meninggalnya Ekonom Faisal Basri. Hal ini disampaikan usai bertakziah di rumah duka Faisal Basri.

Terlihat juga pada takziah itu Menko Luhut memberi salam hormat kepada jenazah Faisal Basri. Menurutnya  Faisal Basri seorang ekonom yang telah banyak berkontribusi pada kebijakan-kebijakan ekonomi Indonesia sejak era reformasi hingga saat ini.

Menko Luhut mengungkapkan pertemuan terakhirnya dengan Faisal Basri terjadi pada tahun 2021, setelah Indonesia menghadapi gelombang pertama pandemi Covid-19.

"Terakhir ketemu Pak Faisal pada tahun 2021 setelah Covid-19. Pada saat itu, beliau memberikan masukan yang sangat berharga dalam mendesain PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari sisi ekonomi. Masukannya membantu kita menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi negara," ungkap Menko Luhut, dalam keterangan resmi Kamis (5/9/2024).

Selain itu, Faisal Basri juga dikenal sebagai sosok yang aktif memberikan saran dalam kebijakan hilirisasi nikel, sebuah proyek yang menjadi fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Pak Faisal sering memberi banyak masukan soal ekonomi Indonesia, termasuk soal hilirisasi nikel. Meski kami terkadang berbeda pandangan, saya selalu menghargai setiap pemikiran dan argumen yang beliau sampaikan," ujar Menko Luhut.

Meskipun beberapa kali berbeda pandangan, Menko Luhut juga menyampaikan penghargaan pribadi kepada Faisal Basri sebagai sosok yang sangat berdedikasi dan penuh integritas.

"Saya selalu menghormati cara Pak Faisal menyampaikan pandangannya. Beliau selalu lugas, namun rendah hati, dan siap mendengarkan dengan baik meski pandangan kita berbeda. Keberanian dan kejujurannya dalam berargumen menunjukkan karakter kuatnya sebagai seorang intelektual," kata Luhut.

Menurut dia, meskipun dalam banyak kesempatan mereka berada di sisi yang berbeda dalam diskusi kebijakan, Faisal Basri tidak pernah menggunakan kritik sebagai alat untuk menjatuhkan, tetapi untuk membangun.

Di mata Luhut, Faisal Basri adalah contoh intelektual yang tetap teguh dengan prinsipnya, meskipun seringkali berbeda pandangan dengan pemerintah.

"Indonesia kehilangan seorang pemikir besar. Semoga segala pengabdiannya bagi bangsa menjadi amal baik, dan beliau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," tutup Luhut.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya