JAKARTA - Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan mulai dibangun tahun depan atau era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Disiapkan tiga opsi rute untuk kereta tercepat tersebut.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan setidaknya ada 3 opsi pemilihan jalur untuk membangun Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Pertama jalur utara, kedua jalur tengah dan ketiga jalur selatan.
Untuk opsi jalur selatan, beban konstruksi lebih besar. Hal ini karena Jalur Selatan Jawa mayoritas perbukitan.
"Sehingga memang dinilai cukup sulit untuk dilakukan kegiatan konstruksi dan berimbas pada cost yang lebih besar," ujarnya.
Jalur Kereta Cepat Jakarta-Surabaya di sisi utara kemungkinan akan melewati beberapa kota, di antaranya Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Sedangkan kalau dibangun jalur tengah, tidak melewati Semarang, melainkan Purwokerto.
"Akan tetapi tetap rencana pembangunan itu tergantung studi yang dilakukan juga. Ada juga studi lewat selatan, tapi itu lokasinya bergunung, sehingga akan lebih mahal biayanya," tutup Menhub.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal mengungkapkan feasibility studi atau studi kelayakan kereta Cepat Jakarta - Surabaya rampung tahun ini.
Risal mengatakan setelah FS tersebut rampung, maka secara bertahap proyek tersebut bisa langsung masuk dalam tahapan lelang dan konstruksi pada tahun depan, atau dibawah Pemerintahan Prabowo Subianto.
"Kebetulan (FS Kereta Cepat Jakarta - Surabaya) dilakukan itu di operator, nanti saya cek ya. Tahun ini selesai harusnya masalah studi. Iya (Kemungkinan di Pemerintahan berikutnya proses konstruksi)," kata Risal saat ditemui usai konferensi pers Capaian Kinerja Sektor Transportasi selama 10 Tahun, di Jakarta, Selasa (1/10/2024).
Lebih lanjut, Risal menjelaskan saat ini FS tersebut tengah dibuat oleh Operator Kereta Cepat Jakarta - Bandung yakni PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China). Adapun FS yang dilakukan menyangkut pemilihan jalur yang nantinya akan dilintasi Kereta Cepat Jakarta - Surabaya.
"Karena studi kelayakan yang dilakukan itu untuk memastikan jalur yang akan dilintasi lewat utara, tengah, atau lewat selatan," tambah Risal.
(Feby Novalius)