JAKARTA - Gas dan rem kebijakan yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi kunci keberhasilan Indonesia menangani dampak Pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Covid-19 menjadi pandemi dunia yang menimbulkan berbagai risiko. Covid-19 menyebar di 213 negara dan menginfeksi jutaan penduduk dunia. Pada 31 Maret 2020, Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi di Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Coronavirus Disease 2019 di Indonesia.
Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Alhamdulillah Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 dengan baik dan sekaligus bisa menjaga stabilitas ekonominya," kata Jokowi, dalam jumpa pers, Jumat (30/12/2022).
"Kebijakan gas dan rem yang menyeimbangkan penanganan kesehatan dan perekonomian menjadi kunci keberhasilan kita," sambungnya.
Beberapa kebijakan menyikapi pandemi Covid-19 dilakukan, mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
PSBB diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Kebijakan PSBB mulai berlaku 31 Maret 2020.
Sementara, PPKM pertama kali diberlakukan di wilayah Jawa dan Bali 11-25 Januari 2021. PPKM di seluruh Indonesia kemudian dicabut pada 30 Desember 2022.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi komando dalam sektor penanganan kesehatan. Kemudian, dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pandemi Covid-19. Selanjutnya, Muhadjir bertugas harus memastikan bagaimana mengatasi, membatasi penularan, juga untuk memperkecil penyebaran, dan segera mempercepat penyelesaian Covid-19.
Muhadjir juga bertanggung jawab dalam pelaksanaan jaring pengaman sosial untuk mengatasi darurat kemasyarakatan sebagai dampak dari Covid-19. Saat itu, ketika pandemi Covid-19 merebak pemerintah harus melakukan pengetatan-pengetatan aktivitas masyarakat, sehingga pemberian bantuan sosial harus segera dilakukan terutama kepada yang sangat membutuhkan, yang berada dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di bawah Kementerian Sosial.
Selanjutnya, pemulihan ekonomi nasional menjadi domain dari Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto yang memimpin Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PCPEN).
Presiden Jokowi pun terus-menerus mengingatkan jajarannya, seperti saat Rapat Koordinasi dari Istana Kepresidenan Bogor, pada Rabu, 18 November 2020, untuk tidak kendur melaksanakan strategi keseimbangan gas dan rem.
"Sering saya sampaikan, gas dan rem ini harus betul-betul kita kendalikan, kelola, dan manage dengan baik," ujar Jokowi kala itu.
Jokowi ingin agar tingkat kesembuhan Indonesia akibat pandemi Covid-19 harus di atas rata-rata yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Namun, Jokowi juga ingin roda perekonomian Indonesia tetap bergerak.
Strategi gas dan rem ala Presiden Jokowi pun membuahkan hasil. Di tengah ketidakpastian global, gas dan rem yang tadinya mendapatkan kritikan sejumlah pihak justru membawa ekonomi Indonesia tumbuh sejalan dengan tingkat kesehatan akibat pandemi Covid-19 yang terus pulih.
Saat itu, strategi gas dan rem Indonesia bahkan diapresiasi International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional. Dari hasil asesmen IMF yang disampaikan dalam laporan Article IV Consultation tahun 2021 yang dirilis Rabu, 23 Maret 2022 itu menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi Covid-19, didukung oleh kinerja makroekonomi yang kuat, serta respons kebijakan yang tegas dan menyeluruh.
Tak hanya dari IMF, strategi gas dan rem yang mengedepankan keseimbangan kesehatan dan pemulihan ekonomi pun diapresiasi oleh Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Abdulla Shahid saat menghadiri The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022, yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu, 25 Mei 2022.
"Ini merupakan bukti komitmen kuat dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Yang Mulia Presiden Joko Widodo untuk memerangi Covid-19 dan mengembalikan negara ke jalur pemulihan," ujar Abdulla Shahid.