Waspada! Penipuan Berkedok Jasa Pengiriman, Begini Modusnya

Taufik Fajar, Jurnalis
Senin 28 Oktober 2024 16:06 WIB
Penipuan Berkedok Jasa Pengiriman (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Di era digital yang semakin canggih, masyarakat dimudahkan dengan berbagai layanan, termasuk dalam hal pengiriman barang dan paket. Kemudahan ini turut mendukung aktivitas sehari-hari baik untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis.

Namun, di tengah perkembangan ini, ancaman keamanan juga turut meningkat, salah satunya adalah modus penipuan yang menyasar pengguna jasa pengiriman.

Baru-baru ini, J&T Cargo menerima laporan adanya oknum yang mengatasnamakan perwakilan perusahaan untuk menipu pelanggan. Modus ini memanfaatkan identitas perusahaan guna memperdaya masyarakat agar mengirimkan uang atau informasi pribadi mereka.

Kasus ini melibatkan oknum yang berpura-pura menjadi kurir atau perwakilan dari J&T Cargo, dengan tujuan memperdaya pelanggan agar mengirimkan uang atau menyerahkan informasi pribadi.

“Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada pelayanan pelanggan, kami merasa perlu untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai modus penipuan yang sedang marak agar masyarakat semakin waspada, Kami sangat menyarankan pelanggan untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi dari pihak yang menghubungi mereka, terlebih jika berhubungan dengan transaksi keuangan atau data pribadi," ujar Media Relation J&T Cargo Nola dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/10/2024).

Berikut adalah dua kasus yang terjadi beserta analisis untuk meningkatkan kewaspadaan Anda terhadap ancaman serupa.

Modus Penipuan yang Dilaporkan

Dalam kasus pertama, pelanggan menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai. Oknum ini menyatakan bahwa pelanggan memiliki paket yang perlu dikirim, namun sistem menunjukkan ada biaya pengiriman yang perlu dibayar di muka.

Kurir (penipu) menjelaskan bahwa pelanggan harus membayar biaya pengiriman terlebih dahulu untuk melanjutkan pengiriman.

Untuk membuktikan identitas dan keaslian paket, kurir (penipu) memberikan barcode pembayaran, tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut, pelanggan percaya pada kata-kata kurir (penipu) dan memindai barcode tersebut untuk melakukan pembayaran. Sayangnya, setelah melakukan pembayaran, paket yang dijanjikan tidak kunjung diterima, dan kurir tersebut tidak bisa lagi dihubungi. Kemudian, pelanggan baru menyadari bahwa dia mungkin telah menjadi korban penipuan, dan biaya yang telah dibayarnya tidak bisa kembali.

Di kasus kedua, seorang pelanggan menerima telepon dari oknum yang mengaku sebagai outlet pengiriman, menyatakan bahwa barang yang dipesannya rusak dalam proses pengiriman, namun perusahaan akan memberikan kompensasi.

Penipu meminta pelanggan untuk memindai barcode dan memberikan informasi akun bank guna proses kompensasi. Terperdaya oleh permintaan ini, pelanggan akhirnya memasukkan informasi pribadi yang kemudian digunakan untuk mengakses dan menguras dana di rekeningnya.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya