JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina mencatatkan produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) hingga kuartal III-2024.
Produksi migas ini dengan rincian produksi minyak sebesar 554 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan produksi gas 2,84 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).
"Pencapaian produksi migas ini tidak terlepas dari implementasi teknologi yang diterapkan seperti multi stage fracturing, simple surfactant flood, artificial intelligence untuk program reaktivasi sumur dan beberapa teknologi lain," kata ujar Direktur Utama PHE Chalid Said Salim di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Hingga kuartal III-2024, PHE juga mampu menyelesaikan kerja pengeboran 13 sumur eksplorasi, 585 sumur pengembangan, 769 sumur workover, dan 26.928 well service. Pencapaian kinerja ini lebih baik dibandingkan periode sama tahun 2023, di mana secara keseluruhan mengalami kenaikan antara lain realisasi pengeboran sumur eksplorasi meningkat 38,5%, dan sumur workover meningkat 21,7%.
PHE juga mencatatkan survei Seismik 2D sepanjang 739 km dan 3D sepanjang 2.322 km2 pada kuartal III 2024. Pencapaian ini juga mengalami meningkat dibandingkan realisasi kuartal III tahun 2023.
"PHE akan terus berupaya menggali potensi dari berbagai aspek untuk pencapaian target yang telah ditentukan," ujarnya.
Dari kegiatan pengeboran eksplorasi yang dilakukan Subholding Upstream Pertamina berhasil menemukan sumberdaya migas big fish, yakni Astrea-1 yang berada di wilayah Rokan Hilir sebesar 40 juta barel setara minyak (MMBOE).
Sementara realisasi tambahan sumberdaya 2C (contingent resources) hingga kuartal III tahun 2024 sebesar 312 juta barel setara minyak (MMBOE). Tambahan sumberdaya 2C ini terdiri dari minyak sebesar 128 juta barel minyak (MMBO) dan gas 1.067 miliar standar kaki kubik (BSCF).
Hingga kuartal III 2024, PHE telah menemukan cadangan migas terbukti (P1) sebesar 186 juta barel setara minyak (MMBOE). Temuan cadangan P1 ini terdiri dari cadangan minyak sebesar 89 juta barel minyak (MMBO) serta cadangan gas sebesar 560 miliar standar kaki kubik (BSCF).
"Capaian ini tidak terlepas dari upaya mengelola strategi utama dalam mengelola baseline produksi, meningkatkan production growth melalui rencana kerja yang masif serta meningkatkan reserve dan resource growth untuk menjaga ketahanan energi nasional dengan selalu mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG)," ujarnya.
(Feby Novalius)