Namun menurut Menperin, setelah dilakukan audit oleh Surveyor Indonesia, rupanya masih terdapat kekurangan investasi yang belum bisa dipenuhi oleh Apple, sehingga terpaksa perangkat terbaru perusahaan tersebut belum bisa dijual di Indonesia.
"Kita meminta surveyor Indonesia untuk melakukan audit. Dan memang berdasarkan hasil audit Surveyor Indonesia, ada kekurangan investasi yang harus mereka penuhi. Sebenarnya enggak besar untuk ukuran perusahaan sebesar itu, itu peanuts," kata Menperin.
"Komitmen investasi Apple yang disepakati waktu itu sekitar Rp1,7 triliun sampai 2023. Tahun 2023 saja jualan Apple di Indonesia, hanya (produk) komputer genggam serta tablet (HKT) lebih dari Rp30 triliun. Yang kita lakukan ini adalah bagaimana Pemerintah itu bisa adil dengan perusahaan lain yang sudah berinvestasi," tambahnya.
Menperin menegaskan bahwa ke depannya Pemerintah Indonesia akan fokus untuk mendorong Apple segera memenuhi komitmennya dengan membangun fasilitas reasearch and development di Indonesia. Selain itu juga menjadikan Indonesia sebagai bagian dari Global Value Chain (GVC).
"Kami sudah mengidentifikasi dari 6 kategori komponen Apple, yang bisa diproduksi di Indonesia ada 17 perusahaan. Kita akan melakukan bisnis matching. Tentu (juga) melakukan pengembangan dari Apple Academy. Ini yang akan kita negosiasikan dengan Apple ke depan," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)