JAKARTA - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkap tantangan yang dihadapi Industri Kecil dan Menengah (IKM) di tengah dominasi industri besar di pasar Indonesia. Menurutnya, kondisi ini menjadikan IKM semakin terpinggirkan walaupun potensi pasar dalam negeri sangat luas.
“Saya kira pasar kita ini kan sudah terlalu banyak diisi oleh produk-produk yang didominasi industri besar. Industri kecil dengan etalase kecil dan produksi terbatas makin lama makin tersingkir,” ucap Wamenperin dalam Awarding Gebyar IKMA 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Keseimbangan di pasar menjadi kunci agar IKM memiliki ruang untuk berkembang di tengah persaingan ketat dengan produk-produk besar di dalam maupun luar negeri. Faisol menegaskan pentingnya dukungan yang lebih kuat kepada IKM agar mereka mampu bersaing dan memenuhi kebutuhan pasar domestik dengan produk berkualitas tinggi.
Faisol menekankan bahwa dominasi produk dari industri besar, termasuk produk impor seringkali menghambat perkembangan IKM. Di tengah persaingan yang ketat, pelaku IKM membutuhkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak agar mereka bisa memanfaatkan peluang pasar domestik yang luas. Menurut Faisol, salah satu langkah penting adalah mendorong inovasi dan peningkatan kualitas produk IKM sehingga dapat menjadi pilihan utama konsumen di dalam negeri.
“Jika produk IKM semakin berkualitas dan menarik, ini akan membantu mereka untuk lebih bersaing di pasar, bukan hanya bersaing dengan produk lokal dari industri besar, tetapi juga dengan produk impor,” jelas Faisol.
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah menghadirkan berbagai program untuk mendorong perkembangan IKM. Melalui pameran, pendampingan, dan pelatihan, dengan harapan meningkatkan kemampuan pelaku IKM dalam menghadapi tantangan global, seperti pengembangan produk inovatif, peningkatan kualitas, serta penguatan rantai pasok.
Faisol optimis bahwa, dengan dukungan dan kolaborasi yang tepat, IKM di Indonesia dapat tumbuh menjadi sektor yang mandiri, berdaya saing tinggi, dan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
“Melalui keseimbangan pasar dan peningkatan kualitas produk, IKM kita bukan hanya mampu bertahan, tetapi juga menjadi bagian penting dari ekonomi Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ucapnya.
Wamenperin meyakini IKM tetap memegang peran penting dalam penguatan struktur industri dan pertumbuhan perekonomian nasional. Apalagi populasi IKM saat ini yang berjumlah 4,52 juta unit usaha (99,77% dari total unit usaha industri) dan menyerap sebanyak 12,37 juta tenaga kerja (berdasarkan proporsi IKM dalam data Sakernas), tercatat mampu menyumbang sebesar 20,97% dari total nilai output industri. Angka ini menunjukkan peran strategis sektor IKM khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja, pemerataan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan.
Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka menyelenggarakan acara Gebyar IKMA 2024 yang rutin digelar setiap tahun sejak 2022. Gebyar IKMA menjadi puncak penganugerahan penghargaan, kompetisi, dan program akselerasi di bidang IKM yang digelar oleh Ditjen IKMA.
Tahun ini acara Gebyar IKMA bertemakan Mendorong Kemandirian IKM melalui Inovasi dan Penguatan Rantai Pasok Industri. Wamenperin mengungkapkan, tema ini diusung untuk menunjukkan upaya Kemenperin dalam mendorong berkembangnya IKM yang inovatif, berdaya saing dan dapat mendukung rantai pasok sehingga mampu menjawab tantangan yang ada di pasar global.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)