“Kemudian juga kita mereview kembali kebutuhan ekspor sekarang sekitar setengah persen. Dengan begitu, kesejahteraan petani dan juga daya saing sawit dengan vegetable oil lainnya juga lebih kompetitif,” ucap Dida.
Mneurutnya, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan daya saing sawit Indonesia, baik di pasar ekspor maupun dalam menghadapi kompetisi dengan minyak nabati lainnya.
Indonesia terus mendorong penggunaan biodiesel untuk meningkatkan kontribusi kelapa sawit terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, yang diperkirakan mencapai 32,6 juta ton.
Dida menegaskan, kebijakan terkait energi terbarukan seperti penerapan B 35 dan rencana B 40 tahun depan diharapkan dapat mendukung ketahanan energi serta meningkatkan produktivitas sawit secara nasional.
“Kita sudah menerapkan saat ini B 35 dan rencananya tahun depan kita mulai dengan B 40 dan seterusnya,” ujar Dida
“Nah, tentu ini memerlukan kebijakan yang kalau bahasa sekarang itu agile artinya kita bisa melihat situasi kompetisi di tingkat global dan juga bagaimana meningkatkan produktivitas Sawit di Indonesia,” tegasnya.
Kebijakan ini memerlukan pendekatan yang fleksibel dan responsif terhadap dinamika pasar global untuk menjaga daya saing dan keberlanjutan sektor sawit.
(Feby Novalius)