3. PPN Positif
Di sisi lain, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) melanjutkan pertumbuhan positifnya dengan pertumbuhan sebesar 6,03% (y-o-y), hasil dari membaiknya aktivitas ekonomi dalam negeri dan impor terutama pada sektor perdagangan dan industri minyak kelapa sawit.
Bila ditinjau berdasarkan jenis pajak yang lebih detil, PPh Pasal 25/29 badan masih mengalami kontraksi, namun kian menipis pada bulan November, yaitu sebesar 24,68% (y-oy). Kontraksi tersebut merupakan dampak dari penurunan signifikan harga komoditas seperti batu bara dan CPO. Di sisi lain, PPh Pasal 21 menunjukan pertumbuhan positif sebesar 20,78% (y-o-y).
Hal tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi masyarakat masih kokoh seiring dengan terjaganya gaji/upah yang diterima pekerja. PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi juga mengalami kenaikan sebesar 17,53% (y-o-y).PPN Dalam Negeri menunjukan pertumbuhan sebesar 6,39%, seiring dengan menipisnya restitusi pajak pada sektor industri pengolahan dan pertambangan serta membaiknya kinerja sektor perdagangan.
PPN Impor juga turut melanjutkan tren positif dengan tumbuh sebesar 4,69%, yang mengindikasikan peningkatan aktivitas ekonomi seiring dengan naiknya transaksi impor khususnya sektor perdagangan. PPh Final juga mengalami pertumbuhan sebesar 12,03% (y-o-y).
Perpajakan DKI Jakarta terus mengalami perbaikan ditopang oleh pajak utama sektor non komoditas yang kokoh dengan mitigasi risiko yang tepat dalam menghadapi dinamisasi ekonomi global.
(Taufik Fajar)