JAKARTA - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menilai bahwa negara tidak rugi mengeluarkan anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga Rp71 triliun. Pasalnya, program ini merupakan investasi besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Dadan menjelaskan, negara perlu melakukan intervensi atas fenomena pertumbuhan penduduk yang akan mencapai 324 juta di tahun 2045. Di mana pertumbuhan jumlah penduduk tersebut mayoritas didorong oleh keluarga tidak mampu, yang jika dibiarkan akan menjadi masalah di masa depan.
"Di Indonesia, orang miskin ini menghasilkan 2,78 anak. Jadi pertambahan penduduk ini nanti akan lebih banyak dari keluarga rentang miskin dan miskin. Sehingga kalau kita tidak intervensi dari sekarang, ke depan, 2045 (Indonesia) akan lemah," terang Dadan dalam wawancara eksklusif di kantornya, Jumat (31/1/2025).
Dadan menyebut dengan mayoritas anak-anak Indonesia besar dari keluarga miskin yang sulit untuk mendapatkan gizi seimbang, maka pertumbuhan mereka tidak akan optimal. Perkembangan otak anak menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan, yang pada akhirnya akan kesulitan bersaing di kancah internasional.
"Nah kalau kita tidak atasi sekarang, ini kita bukan mendapatkan bonus demografi, tetapi mungkin kesulitan demografi. Karena angkatan kerja yang akan diperoleh di tahun 2045 itu yang berkualitas rendah. Oleh sebab itu Pak Presiden ingin investasi besar-besaran untuk SDM Indonesia. Jadi menurut saya ini jauh lebih dari layak dan ini harus dilakukan karena kita ingin menyelamatkan generasi kualitas di masa depan," tandasnya.
Untuk diketahui, program MBG dirancang Prabowo Subianto sebagai salah satu langkah strategis pemerintah untuk mengatasi masalah stunting dan kekurangan gizi yang masih menjadi tantangan di Indonesia. Dengan pengalokasian dana dan sumber daya yang maksimal, Prabowo berharap program ini dapat memberikan dampak signifikan bagi generasi muda bangsa.
(Feby Novalius)