JAKARTA – Pemerintah melakukan efisiensi anggaran untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan negara. Langkah strategis yang diinstruksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto ini bertujuan untuk memastikan anggaran negara dialokasikan pada sektor-sektor prioritas yang benar-benar mendukung pembangunan nasional secara lebih terarah dan berkelanjutan.
Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, pemerintah menargetkan efisiensi anggaran sebesar Rp306,69 triliun pada tahun depan. Kebijakan ini bertujuan agar belanja negara lebih fokus pada sektor produktif yang dapat meningkatkan daya saing ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat realisasi program strategis nasional.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa keputusan efisiensi ini diambil setelah Presiden Prabowo meninjau laporan akhir tahun APBN 2024 di Kementerian Keuangan.
"Setiap rupiah dalam APBN harus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan memperkuat fondasi ekonomi nasional. Dengan efisiensi yang tepat, kita bisa memastikan bahwa pembangunan berjalan lebih terarah, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan target jangka panjang negara," ujar Sri Mulyani.
Sebagai bagian dari kebijakan ini, pemerintah akan memangkas belanja yang dinilai kurang produktif, seperti perjalanan dinas, pemeliharaan, serta berbagai kegiatan seremonial. Dana yang berhasil dihemat akan dialokasikan untuk program prioritas yang memiliki dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, seperti penguatan industri nasional, percepatan pembangunan infrastruktur, serta peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan.
Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik dari UPN Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menyambut baik kebijakan ini sebagai langkah konkret untuk meningkatkan kualitas belanja negara.
"Kebijakan ini bukan hanya soal penghematan, tetapi memastikan bahwa setiap rupiah dari APBN benar-benar digunakan untuk mempercepat pembangunan nasional yang terarah dan berkelanjutan," ujarnya.