JAKARTA - Proses blending dalam proses produksi bensin atau gasoline tidak bisa dipisahkan dalam industri migas. Menurut pakar migas Nasrullah Zubir, tidak ada bensin yang tidak melalui proses blending atau pencampuran.
Mutu dari bensin ini ditentukan oleh Research Octane Number (RON), yang mengukur kemampuan bahan bakar untuk menahan knocking, atau efek ngelitik yang dapat mengganggu kinerja mesin.
Menurut buku Teknologi Kendaraan Berbahan Bakar LPG (2019) oleh Muji Setiyo dan Suyitno, bahan bakar dengan angka oktan atau RON rendah cenderung menyebabkan gejala knocking, terutama saat mesin beroperasi pada beban tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi angka oktan, semakin baik ketahanan bahan bakar terhadap knocking, yang berujung pada peningkatan efisiensi mesin. Proses pembakaran yang lebih sempurna juga menghasilkan tenaga yang lebih kuat.
Nasrullah Zubir menyatakan, di pasar internasional, terdapat beberapa harga publikasi untuk gasoline, antara lain MOPS/ARGUS gasoline RON 92, RON 95, RON 98, dan RON 100.
Namun, gasoline RON 90 hanya diproduksi di Jepang dan Indonesia untuk pasar domestik.
"Di Indonesia, Harga Indeks Pasar ditentukan berdasarkan keputusan menteri ESDM (Kepmen ESDM), yaitu 99,21 persen dari publikasi harga gasoline RON 92," kata dia di Jakarta, Sabtu (1/3/2025).