Sementara itu, untuk komoditas LPG, Erick menyampaikan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap impor dari AS sudah sangat tinggi. Saat ini, 57 persen kebutuhan LPG nasional berasal dari AS.
“Tadi juga disampaikan mengenai pengadaan minyak, yaitu LPG—mohon maaf saya koreksi—hari ini kita sudah mencapai 57% LPG yang berasal dari Amerika,” tuturnya.
Ketua Umum PSSI ini juga menyoroti bahwa dalam rencana ekspor dan impor, keseimbangan antara kebutuhan energi nasional dan ketahanan pasokan harus dijaga.
Ia mengingatkan bahwa dominasi pasokan dari satu negara dapat menimbulkan risiko, terutama jika terjadi gangguan dalam rantai pasok global, seperti bencana alam atau masalah logistik.
“Apakah kita akan terus menaikkan (impornya), ini yang tentu kami mohonkan pertimbangannya. Jangan sampai ketergantungannya terlalu besar. Kalau tiba-tiba dari pihak Amerika ada kendala, misalnya bencana alam atau gangguan supply chain, kita bisa kesulitan karena tidak ada pengganti,” ucap Erick.
(Feby Novalius)