Indonesia dan Singapura berkomitmen untuk memperkuat Six Bilateral Working Group (6WG), khususnya pada sektor pertanian, energi, dan investasi.
Dalam sektor pertanian, kolaborasi untuk ketahanan pangan menjadi prioritas. Kedua negara akan memanfaatkan sumber daya teknologi Singapura dan faktor produksi yang dimiliki Indonesia.
“Kerja sama teknologi pangan dan program Young Farmer dapat menjadi instrumen penguatan ketahanan pangan Indonesia dan Singapura,” tegas Menko Airlangga.
Di sektor energi, Menko Airlangga dan DPM Gan sepakat pengembangan energi bersih harus difokuskan pada proyek interkoneksi listrik lintas batas, pembangunan kabel laut, dan infrastruktur energi terbarukan.
Sementara di sektor investasi, Singapura berperan sebagai mitra utama dalam mendukung pembangunan kawasan industri dan infrastruktur di Indonesia.
“Sebagai bagian dari kerja sama strategis, Singapura diharapkan dapat meningkatkan investasinya hingga USD30-40 miliar,” ujar Menko Airlangga.
Menteri Gan juga menyatakan dukungan penuh Singapura terhadap upaya Indonesia untuk bergabung dalam kerja sama Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dan Organization of Economic Co-operation and Development (OECD). Indonesia dinilai memiliki modalitas kuat untuk berkontribusi dalam perekonomian global.
Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga menyatakan komitmen Indonesia untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral yang adil dan transparan, guna mendukung iklim perdagangan global yang kondusif.
“Indonesia dan Singapura telah lama menjadi mitra ekonomi strategis. Dalam situasi global yang penuh tekanan, kerja sama yang solid menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan dan stabilitas,” pungkas Menko Airlangga.
Pertemuan ini juga membahas inisiatif ekonomi baru seperti kerja sama pembiayaan energi bersih, pengembangan pusat data, serta integrasi logistik berbasis digital untuk mendukung efisiensi perdagangan kedua negara.
(Taufik Fajar)