Terungkap, Ini PR Besar Masalah Pasokan Gas di RI

Rahma Anhar, Jurnalis
Senin 21 Juli 2025 21:02 WIB
Kebutuhan pasokan gas (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Kebutuhan pasokan gas harus didukung dengan pembangunan infrastruktur yang memadai. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Direktur Utama PGN Arief S Handoko mengatakan, infrastruktur menjadi kunci utama dalam memperkuat konektivitas distribusi gas.

"Berkaca dengan kondisi saat ini, permintaan gas bumi di wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat sangat tinggi, namun masih terdapat kekurangan infrastruktur gas bumi yang memadai. Sementara itu, pasokan gas justru berlebih di wilayah Jawa Timur," ujar Arief di Jakarta, Senin (21/7/2025).

Untuk itu, pihaknya  terus memperkuat infrastruktur gas bumi nasional guna memastikan pasokan energi bersih yang andal, terjangkau, dan merata. Melalui strategi pengembangan jangka panjang, PGN  menjawab tantangan mismatch antara lokasi pasokan dan permintaan gas bumi, khususnya di wilayah dengan kebutuhan tinggi seperti Sumatera dan Jawa bagian barat.

Arief juga menyampaikan, terdapat empat faktor utama yang dapat menjelaskan kondisi gas nasional saat ini, yakni availability (ketersediaan pasokan dari hulu), accessibility (infrastruktur yang memadai), affordability (daya beli pelanggan), dan sustainability (keberlanjutan seluruh aspek dengan dukungan kebijakan dan regulasi dari pemerintah).

Melalui strategi Grow-Adapt-Step Out, PGN memperkuat infrastruktur gas yang tentunya akan meningkatkan accessibility energi. Dari sisi kebijakan, diperlukan komitmen pemerintah untuk memberikan stimulus yang memungkinkan PGN memperoleh LNG dengan harga yang affordable.

 

“Dengan dukungan pemerintah, PGN siap menjangkau penyaluran energi bersih ke seluruh wilayah Indonesia," katanya.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi  menyatakan bahwa potensi pasokan gas di Indonesia secara nasional masih mencukupi, namun distribusinya sering kali terkendala oleh ketidaksesuaian lokasi antara produksi dan konsumsi.

“Secara overall dari keseluruhan supply kita tidak defisit karena kita ekspor, artinya memang kita kelebihan gas. Cuma memang seperti yang disampaikan Pak Arief, tadi ada lokasi tertentu di mana buyer kita berkumpul di sana dan tidak match dengan sumber pasokannya,” kata Kurnia.

Untuk mengatasi hal tersebut, PGN berupaya memenuhi sebagian permintaan gas melalui pemanfaatan LNG sebagai alternatif pasokan. 

Arief juga menekankan pentingnya keberlanjutan pasokan LNG domestik, agar dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

“Tantangan selanjutnya adalah bagaimana PGN dapat memperoleh pasokan LNG secara kontinu dan sustain, dengan harga yang tetap kompetitif bagi pelanggan,” tambahnya.

Terkait harga LNG, Ketua Indonesian Gas Society (IGS) Aris Mulya Azof menekankan hal yang sama bahwa pergeseran dari pemanfaatan gas pipa ke LNG memunculkan tantangan baru, terutama dalam struktur harga yang mengikuti acuan internasional, serta kompleksitas infrastruktur yang lebih tinggi. 

Menurutnya, diperlukan kebijakan yang terintegrasi dari pemerintah untuk mengantisipasi dinamika tersebut.

Saat ini, PGN tengah mengembangkan berbagai proyek strategis, baik infrastruktur gas pipa maupun LNG. Proyek tersebut antara lain pembangunan Pipa Tegal-Cilacap, Terminal LNG Arun, serta melakukan Revitalisasi FSRU dan tangki penyimpanan. 

PGN mencanangkan alokasi investasi sebesar 67% dari total capex sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat infrastruktur gas bumi.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya