"Surplus neraca perdagangan masih persisten dan cadangan devisa tetap berada di level tinggi, meskipun Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur masih di zona kontraksi," ujar Mahendra.
Ia juga menyambut baik afirmasi peringkat kredit Indonesia oleh Standard & Poor’s (S&P) di level BBB dengan outlook stabil. Menurut Mahendra, penilaian ini mencerminkan kepercayaan terhadap kekuatan fiskal dan sektor keuangan nasional.
Lebih lanjut, Mahendra menyampaikan bahwa OJK mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan daya saing industri serta optimalisasi peran sektor jasa keuangan.
“OJK akan terus memperkuat ekosistem jasa keuangan yang sehat, inklusif, dan kompetitif guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ucapnya.
(Feby Novalius)