Pilih Mana Lanjutkan Diskon Listrik atau BSU Rp600 Ribu?

Najwa Aulia Taufik, Jurnalis
Sabtu 09 Agustus 2025 05:02 WIB
Pilih Mana Lanjutkan Diskon Listrik atau BSU Rp600 Ribu?. (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih meninjau efektivitas kebijakan diskon tarif listrik yang sebelumnya diterapkan pada kuartal I-2025. Hingga kini, belum ada kepastian mengenai pemberian kembali stimulus tersebut untuk kuartal III dan IV tahun ini.

“Diskon listrik itu kan di kuartal I, ya. Kuartal II tidak ada, karena kami masih monitoring efektivitasnya. Diskon listrik itu besar, paket stimulusnya itu besar,” ujar Analis Kebijakan dari Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu, Riznaldi Akbar.

Menurutnya, pemerintah masih dalam tahap pembayaran kompensasi atas stimulus diskon tarif listrik yang telah diterapkan pada kuartal I kepada PLN. Proses ini juga menjadi bagian dari evaluasi yang tengah berlangsung.

Kendati belum ada keputusan final, Riznaldi menyebut peluang pemberian diskon tarif listrik menjelang akhir tahun cukup terbuka, khususnya dalam rangka menyambut Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

“Itu (pemberian diskon tarif listrik pada Natal dan Tahun Baru) masih dalam proses pembahasan. Setiap rupiah yang kami keluarkan harus efektif,” ucapnya.

Di sisi lain, dia menambahkan bahwa kemungkinan lanjutan penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) pada kuartal III dan IV tahun 2025 cukup besar, mengingat pelaksanaan BSU pada kuartal sebelumnya dinilai berjalan efektif.

“BSU kelihatannya lanjut karena kita lihat efektif pelaksanaannya. Itu akan lanjut di triwulan III dan triwulan IV,” tambahnya.

 

Sebelumnya, pemerintah telah mencabut rencana pemberian subsidi listrik dari lima paket kebijakan insentif yang direncanakan berlaku pada Juni–Juli 2025. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pembatalan dilakukan karena proses penganggaran dinilai tidak memungkinkan untuk mencapai target waktu pelaksanaan.

Sebagai gantinya, anggaran tersebut dialihkan ke Program Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang dinilai lebih siap dalam hal data penerima dan eksekusi. Hal ini disampaikan Sri Mulyani di Kantor Presiden Jakarta, Senin (2/6), sebagaimana dikutip dari Antara.

Ia juga menyoroti bahwa pada tahap awal perencanaan, BSU sempat dipertanyakan efektivitasnya karena merujuk pada pengalaman saat pandemi COVID-19, di mana data penerima masih memerlukan penyempurnaan.

Baca Selengkapnya: Rencana Stimulus Diskon Tarif Listrik 50 Persen Jelang Akhir 2025

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya