Pemerintah menegaskan bahwa peran asosiasi seharusnya menjadi jembatan solusi, bukan sumber perpecahan. Semangat kemerdekaan harus diartikan sebagai upaya melepaskan diri dari segala bentuk dominasi baik asing maupun internal yang menghambat produktivitas.
Momentum kemerdekaan tahun ini menjadi pengingat bahwa masa depan industri tekstil tidak boleh dikungkung oleh kepentingan sempit. Yang dibutuhkan adalah kebersamaan, optimisme, serta komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem TPT yang sehat, inklusif, dan berdaya saing tinggi.
"Kemerdekaan sejati industri tekstil hanya akan lahir dari kolaborasi, bukan dominasi. Dengan kebersamaan, Indonesia dapat menjadikan tekstil bukan sekadar industri padat karya, tetapi juga motor kemandirian ekonomi menuju Indonesia Emas 2045," tambah Waketum PB Pemuda Muslim Supriyadi.
(Dani Jumadil Akhir)