Psikolog, terapis, dan pekerja sosial memiliki peran yang sangat bergantung pada empati dan interaksi emosional. Meski AI mampu meniru ekspresi manusia, teknologi ini belum bisa benar-benar memahami perasaan atau memberikan dukungan emosional yang tulus.
Profesi seperti dokter, pengacara, dan ilmuwan memerlukan keahlian mendalam serta pemikiran kritis yang kompleks. AI bisa berperan sebagai alat bantu, misalnya dalam analisis data medis atau hukum, namun keputusan akhir tetap membutuhkan pertimbangan manusia.
Mengajar bukan sekadar menyampaikan informasi. Guru dan dosen berperan dalam memotivasi, menginspirasi, dan memahami kondisi tiap siswa. Sentuhan personal dan kemampuan adaptasi inilah yang membuat profesi pendidik sulit digantikan oleh teknologi.
(Dani Jumadil Akhir)