Tren Pertambangan Hijau di Tengah Kenaikan Harga Batu Bara

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Rabu 17 September 2025 20:22 WIB
Tren Pertambangan Hijau di Tengah Kenaikan Harga Batu Bara (Foto: Dokumentasi)
Share :

JAKARTA - Industri pertambangan terus berbenah dan mengarah ke tren pertambangan hijau. Hal ini ditangkap industri alat berat untuk mengikuti tren pertambangan hijau yang  merupakan suatu keniscayaan yang harus dijalankan sesuai dengan kerangka Environmental, Social, and Governance (ESG). 

Industri alat berat juga mendukung operasional pertambangan yang lebih efisien dan berkelanjutan melalui  Zero Emission Vision untuk peralatan pertambangan. Strategi ini mencakup penggunaan truk listrik, ekskavator dengan sistem drive & cable management, serta berbagai solusi inovatif lain yang dirancang untuk mengurangi jejak karbon pelanggan secara signifikan. 

“Partisipasi kami di Mining Indonesia 2025 menjadi wadah berdialog dengan pelaku industri tentang efisiensi dan keberlanjutan operasional pertambangan,” ujar Managing Director Liebherr Indonesia Christian Bombenger di Jakarta, Rabu (17/9/2025).

“Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi yang mendukung pertumbuhan industri pertambangan yang bertanggung jawab di Indonesia," sambungnya.

Di sisi operasional, teknologi Liebherr Power Efficiency (LPE) pada engine dan sistem hydraulic mampu menekan konsumsi bahan bakar hingga 20%, tergantung spesifikasi mesin, sekaligus mendukung performa alat berat yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
 
Fokus pada sustainability juga tercermin dalam layanan purna jual: remanufacturing untuk memperpanjang umur komponen, fabrication lokal untuk mengurangi jejak logistik, serta optimalisasi warehouse dan support untuk efisiensi energi dan biaya. 

 


 
Sementara itu, tren melonjaknya harga batu bara di pasar global menjadi angin segar bagi industri alat berat. Training Manager Liebherr Indonesia Sabri Armansyah mengatakan, momentum ini justru menjadi dorongan bagi perusahaan untuk memperkuat layanan purna jual dan meningkatkan efisiensi produk bagi pelanggan.

“Untuk harga komoditi batu bara yang saat ini sedang lagi oke-oke-nya lah ya. Pertama pasti pelayanan harus kami tetap lebih ke depankan. Peningkatan pelayanan ini sangat penting untuk tetap menjaga loyalitas dari customer-nya kami,” ujar Sabri.

Dalam kondisi harga batu bara tinggi yakni sekitar USD 105,5 per ton merujuk data Refinitiv, pelanggan tentu meningkatkan produktivitas. Karena itu, pihaknya menyiapkan dukungan menyeluruh mulai dari penyediaan alat, tenaga kerja, hingga suku cadang.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya