JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan operator SPBU swasta seperti Shell, Vivo dan BP tidak lagi mendapatkan jatah impor BBM sampai 30 Desember 2025.
Bahlil menegaskan, jika SPBU swasta mau memenuhi permintaan BBM maka bisa melakukan pembelian BBM ke PT Pertamina (Persero). Sebab saat ini Pertamina masih memiliki stok cadangan minyak yang cukup.
"BBM ini salah satu cabang industri yang strategis, nah kaitannya itu Kepres juga, menjelaskan tata kelola daripada impor khususnya BBM. Di mana di situ dijelaskan soal kuota impor neraca komoditas," kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta.
Menurutnya, SPBU swasta sudah diberikan kuota impor sebesar 110 persen dibandingkan tahun 2024.
Namun Bahlil, kuota tersebut telah habis sebelum selesai akhir Desember, sehingga baru kembali mendapatkan kuota impor regular tahun yang baru.
"Atas dasar itu, Pemerintah mengambil keputusan. Akan tetap dilayani, tetapi itu akan diberikan lewat kolaborasi dengan Pertamina. Mereka (SPBU swasta) setuju, dan memang harus setuju, untuk beli di Pertamina," tambahnya.
Bahlil menyebutkan hasil pertemuan dengan para SPBU swasta yang dilakukan di kantornya hari ini, menyepakati pembelian minyak yang dilakukan ke Pertamina berupa minyak mentah, sehingga operator swasta masih bisa melakukan pengolahan sendiri sesuai standar jual masing-masing operator.
BBM yang akan dibeli ke Pertamina yaitu bahan bakar murni sebelum dicampur dengan zat aditif alias base fuel.
"Base fuel ya, belum dicampur-campur. Kalau sebelumnya itu Pertamina menjual produk jadi, tapi tadi dijelaskan, jangan teh (produk jadi), air panas saja, jadi produk saja, nanti dicampur di tanki masing-masing," kata Bahlil.
Untuk menjamin kualitas minyak yang dibeli, pihak operator swasta juga meminta agar ada peran pihak surveyor yang melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum minyak mentah dikirim ke tanki atau penampungan minyak milik SPBU swasta.
"Sekalipun Pemerintah memberikan tugas ke Pertamina, tetapi kita juga ingin harus fair. Tidak boleh ada yang dirugikan, kita pengen sama-sama cengli," pungkasnya.
Baca selengkapnya: Bahlil Sebut Shell, BP dan Vivo Setuju Beli BBM dari Pertamina
(Taufik Fajar)