JAKARTA – Daftar SPBU swasta yang masih dan pernah ada di Indonesia. Bisnis SPBU ritel tentu masih sangat menarik. Terlihat dari jumlah SPBU swasta yang masih ada sampai saat ini, di antaranya Shell, BP, Vivo, hingga ExxonMobil.
Sementara SPBU yang sudah tidak ada di Indonesia hanya Total dan Petronas. Pada 2021, PT Total Oil Indonesia memutuskan untuk menutup 18 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jabotabek dan Bandung. Keputusan ini selaras dengan strategi Total secara global dalam hal manajemen portofolio secara aktif.
"PT Total Oil Indonesia sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2003 dan kami tetap berkomitmen untuk terus menyediakan produk dan layanan unggulan di Indonesia, termasuk pelumas dan produk specialty lainnya," ujar Marketing Manager Total Oil Indonesia, Magda Naibaho, ketika itu.
Untuk SPBU Petronas sudah tutup lebih lama. Pada 2012, Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Petronas tutup karena tertundanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, Petronas hanya diizinkan untuk menjual BBM nonsubsidi.
Sebanyak 34 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Petronas terpaksa tutup karena penjualannya yang sedikit tak bisa menutupi biaya operasionalnya.
Meski demikian, SPBU swasta di Indonesia masih ada sampai sekarang. Di antaranya SPBU Shell, SPBU BP, SPBU Vivo, dan SPBU ExxonMobil.
Shell Indonesia merupakan perusahaan yang berada di bawah naungan Shell plc, yakni perusahaan energi multinasional yang berbasis di Inggris dan Wales, atau yang sebelumnya dikenal dengan Royal Dutch Shell. Perusahaan ini terletak di Den Haag, Belanda, sejak 1907 dan sudah beroperasi di lebih dari 70 negara.
Di Indonesia, Shell tidak hanya menjalankan bisnis distribusi bahan bakar saja, tetapi juga pelumas untuk industri dan kendaraan, serta bitumen untuk kebutuhan konstruksi.
Pemilik SPBU BP AKR di Indonesia adalah PT Aneka Petroindo Raya (APR), sebuah perusahaan hasil kerja sama (joint venture) antara BP (British Petroleum) asal Inggris dan PT AKR Corporindo Tbk. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2017 dan beroperasi di bawah merek "BP-AKR Fuels Retail".
PT AKR Corporindo Tbk: Memiliki 50,1 persen saham dalam PT Aneka Petroindo Raya.
BP Indonesia: Memiliki 49,9 persen saham dalam perusahaan tersebut.
Dengan kombinasi infrastruktur AKR di Indonesia dan pengalaman global BP dalam industri energi, BP-AKR Fuels Retail bertujuan untuk menyediakan bahan bakar berkualitas tinggi dan layanan terbaik kepada konsumen di Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan minyak terbesar dunia, Vitol Group mencatatkan pendapatan sebesar 279 miliar dolar AS pada tahun 2021. Pada tahun 2020, perusahaan ini memperdagangkan sekitar 367 juta ton minyak mentah dan produk turunannya.
Meski saat ini masih terdaftar di Belanda, tetapi mayoritas eksekutif tertinggi perusahaan berkantor pusat di London dan banyak melakukan bisnis dari Jenewa, Swiss. Vitol sendiri merupakan salah satu perusahaan raksasa yang jarang diketahui oleh orang banyak. Namanya jarang sekali menjadi berita utama media global bahkan ketika pertemuan OPEC sedang berlangsung. Meski demikian, pejabat tinggi seperti Menteri Perminyakan Saudi tentu kenal dekat Vitol seperti halnya mereka dengan Shell atau BP.
SPBU ini dikembangkan Salim Group melalui PT Indomobil Prima Energi dengan perusahaan Amerika Serikat (AS), ExxonMobil. SPBU ini menyediakan solar mobil, minyak solar mobil B20, dan bensin mobil RON 92.
(Feby Novalius)