Hasilnya, rasio CASA tumbuh signifikan sebesar 59,85% (YoY), menjadi fondasi penting bagi efisiensi biaya dana dan stabilitas likuiditas dalam mendukung ekspansi pembiayaan yang berkelanjutan.
Pada sisi pembiayaan, penyaluran kredit dan pembiayaan Bank Jakarta tumbuh solid, terutama pada segmen UMKM yang meningkat 16,14% (YoY) menjadi Rp6,62 triliun dari Rp5,70 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini mencerminkan peran aktif Bank Jakarta dalam mendukung produktivitas ekonomi daerah melalui penyaluran pembiayaan yang inklusif dan berdampak luas.
Bank Jakarta terus memperkuat kolaborasi dengan pelaku usaha, terutama UMKM di berbagai sektor produktif, melalui pengembangan produk kredit yang lebih fleksibel dalam tenor, suku bunga, dan skema pembayaran sesuai kebutuhan pelaku usaha.
"Perseroan secara konsisten menjalankan strategi penguatan fundamental melalui pengelolaan risiko yang prudent, transformasi proses bisnis, dan optimalisasi teknologi digital untuk mendukung akselerasi bisnis yang sehat dan berdaya saing," kata Direktur Keuangan & Strategi Bank Jakarta Basaria Martha Juliana.
Dari sisi efisiensi, Bank Jakarta terus menjalankan berbagai inisiatif pengelolaan biaya bunga secara optimal, antara lain melalui peningkatan porsi CASA dan penyesuaian suku bunga deposito korporasi. Langkah ini berhasil menurunkan beban bunga sebesar 7,77% hingga September 2025.
Selain itu, pengelolaan operasional expenditure (OPEX) juga terus dioptimalkan melalui efisiensi proses bisnis, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan penyelarasan struktur biaya dengan prioritas strategis perusahaan. Upaya ini memperkuat efektivitas operasional sekaligus menjaga ruang untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
(Taufik Fajar)