JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah menggarap proyek Revitalisasi Terminal 1C Bandara Internasional Soekarno–Hatta. Proyek bernilai Rp1,3 triliun ini kini telah memasuki tahap akhir dan mulai beroperasi secara bertahap, menandai peningkatan besar terhadap kualitas layanan bandara terbesar di Indonesia tersebut.
Revitalisasi Terminal 1 telah dilaksanakan sejak 18 Februari 2019 hingga 30 April 2025. Terminal 1C kini memiliki luas area layanan 68.168 m² dari sebelumnya 48.212 m², dengan peningkatan kapasitas dari 3 juta menjadi 8 juta penumpang per tahun. Secara keseluruhan, revitalisasi Terminal 1 meningkatkan kapasitas bandara dari 9 juta menjadi 24 juta penumpang per tahun.
Sekretaris Perusahaan PTPP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa revitalisasi Terminal 1C membawa pembaruan besar terhadap pengalaman penumpang dan operasional bandara.
“PTPP melakukan pembaruan menyeluruh melalui beautifikasi bangunan, modernisasi interior, serta aktivasi kembali sistem utilitas dan peralatan utama. Terminal 1C kini tampil lebih luas, modern, efisien, dan siap melayani lonjakan kebutuhan transportasi udara nasional,” kata Joko dalam siaran pers, Rabu (19/11/2025).
Joko menjelaskan, revitalisasi Terminal 1C memiliki tingkat tantangan yang tinggi. Pekerjaan dilakukan pada bangunan yang telah berdiri lebih dari 40 tahun, sehingga proses modernisasi harus tetap menjaga karakter heritage sambil menghadirkan fasilitas yang memenuhi standar bandara masa kini.
“Kami memastikan seluruh pekerjaan berjalan tanpa mengganggu layanan bandara, sembari menjamin keandalan infrastruktur sesuai regulasi penerbangan yang berlaku,” ujar Joko.
Lebih lanjut, momentum penyelesaian revitalisasi Terminal 1C ini juga hadir pada periode yang sangat strategis, yakni menjelang libur Natal dan Tahun Baru, ketika mobilitas masyarakat mencapai puncaknya.
Dengan ruang yang lebih luas, fasilitas yang lebih modern, serta kualitas layanan yang meningkat, Terminal 1C kini mampu memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman, aman, dan lancar bagi seluruh penumpang. Kehadiran terminal baru dalam periode Nataru ini diharapkan dapat membantu mengurai kepadatan arus penumpang sekaligus memperkuat citra layanan udara Indonesia di mata publik.
(Taufik Fajar)