Selanjutnya, Anindya menegaskan pentingnya mempercepat hilirisasi dan industrialisasi di sektor padat karya seperti alas kaki, tekstil, dan elektronik. Ia juga menyoroti perlunya mendorong hilirisasi industri masa depan, termasuk industri hijau, elektrifikasi, kendaraan listrik, dan energi terbarukan. Kemandirian riset nasional juga menjadi aspek penting yang harus diperkuat, sebagaimana arahan Presiden dan Kepala BRIN.
Rekomendasi terakhir menyoroti peningkatan produktivitas nasional. Anindya menilai program MBG bukan hanya memberi manfaat gizi bagi generasi masa depan, tetapi menjadi fondasi jangka panjang bagi peningkatan kualitas SDM. Ia menambahkan bahwa pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan perlu terus diperkuat.
Selain itu, Kadin juga mengusulkan pemberian insentif untuk riset dan pengembangan teknologi, serta peningkatan perdagangan dengan mitra internasional seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Peru. Pelibatan UMKM dalam rantai nilai global menurut Anindya harus terus diperluas.
"Ada beberapa usulan tambahan, seperti insentif di R&D dan teknologi, itu penting. Lalu peningkatan perdagangan dengan dibukanya perdagangan-perdagangan baru dengan Uni Eropa, dengan Amerika dengan termin yang baru, maupun dengan Peru, maupun Kanada, itu bisa dijalankan. Lalu bagaimana melibatkan UMKM lebih banyak lagi, itu program-program Quick Wins tadi," tandas Anindya.
(Feby Novalius)