JAKARTA – Pelaku usaha lokal Tanah Air terus didorong untuk naik kelas dan menembus pasar internasional melalui layanan belanja online. Peluang UMKM memasuki pasar Asia Tenggara pun semakin terbuka berkat ekosistem digital yang kian matang.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat transaksi e-commerce di Indonesia tumbuh 6,19% pada Triwulan III 2025, menegaskan bahwa belanja online semakin menjadi bagian penting dalam aktivitas masyarakat. Pada periode yang sama, ekspor barang dan jasa meningkat 9,91% (yoy), menunjukkan besarnya peluang bagi produk lokal untuk merambah pasar global melalui kanal digital.
Di tingkat kawasan, potensi ekonomi digital di enam negara terbesar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, diperkirakan mencapai USD600 miliar pada 2030. Pertumbuhan tersebut membuka kesempatan lebih luas bagi UMKM dan brand lokal untuk memperkuat daya saing serta memperluas pasar hingga ke kawasan ASEAN yang memiliki basis konsumen digital terus meningkat.
Melihat perkembangan ini, sejumlah platform digital menyatakan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan pelaku usaha lokal melalui berbagai program yang bertujuan meningkatkan visibilitas dan penjualan secara daring, termasuk mendorong ekspor ke pasar regional.
“Tokopedia dan TikTok Shop tidak hanya menghadirkan nilai lebih bagi para pembeli, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi para pelaku usaha dan brand lokal untuk semakin naik kelas. Selain itu, dengan ekosistem yang kuat, kami terus mendorong pelaku usaha lokal Indonesia untuk menembus pasar global, membangun kebanggaan serta kepercayaan terhadap produk buatan Indonesia untuk memperkuat perekonomian digital bangsa,” ujar Hilmi Adrianto, Head of Public Policy & Government Relations Tokopedia and TikTok Shop E-commerce Indonesia, Kamis (4/12/2025).
Dukungan serupa juga disampaikan Menteri Perdagangan, Budi Santoso, yang mengapresiasi upaya berbagai platform digital dalam memperluas akses pasar produk lokal.
“Hal ini tercermin melalui pembukaan akses pasar yang lebih luas bagi produk dan pelaku usaha lokal, khususnya melalui kampanye Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 10–16 Desember 2025,” ujarnya.
“Inisiatif ini diharapkan tidak hanya membuka akses lebih luas bagi pelaku usaha Indonesia di dalam negeri, tetapi juga mampu memperkuat posisi produk Indonesia di kancah internasional melalui pemanfaatan ekosistem perdagangan digital yang inklusif dan kompetitif, sehingga lebih banyak produk UMKM yang menembus pasar global,” tambah Budi.
Salah satu inisiatif yang digagas untuk mendorong produk lokal masuk ke pasar Asia Tenggara adalah program Lokal Mendunia, yang bertujuan membantu brand Indonesia mengembangkan kesiapan ekspor dan memahami kebutuhan konsumen di berbagai negara. Program ini menyediakan pendampingan, pembelajaran terarah, serta akses kepada mitra profesional yang mendukung proses produksi, pemasaran, hingga pengelolaan toko daring.
Lewat program tersebut, pelaku usaha dibimbing untuk memvalidasi potensi pasar, menyesuaikan strategi dengan preferensi konsumen, dan menyiapkan operasional yang mampu menunjang ekspansi lintas negara.
(Feby Novalius)