NEW DELHI - Miliarder asal Inggris sekaligus Chairman Virgin Group, Richard Branson, mengkritik iklim investasi India yang dinilainya tidak bersahabat.
Branson mengecap India sebagai negara paling tertutup bagi investasi asing. "Saya tidak bisa membuka usaha ritel serta mengembangkan perusahaan penerbangan dan stasiun radio di India," ujarnya di salah satu acara televisi, seperti dikutip Rabu (21/11/2007).
Branson menyarankan pemerintah India bersikap kooperatif dengan membuat peraturan yang lebih fleksibel. Dengan begitu, tambahnya, ekonomi India akan tumbuh lebih cepat dan memperoleh keuntungan besar dari tingginya tingkat konsumsi. India membuka peluang usaha bagi para investor asing sejak era 90-an.
Namun, mereka memberlakukan aturan yang ketat terhadap beberapa sektor usaha, seperti ritel, asuransi, dan perbankan serta membatasi kepemilikan asing sebesar 74 persen pada perusahaan telekomunikasi.
Chief Executive Vodafone Arun Sarin, yang beberapa waktu lalu membeli saham salah satu operator seluler di India, juga mengeluhkan regulasi di India.
Dalam hal ini, Sarin tidak mengetahui jika aturan investasi India berlaku terbalik dari biasanya, yaitu pembeli saham harus membayar pajak dari capital gain, bukan penjual.
Sektor lain yang menarik perhatian para investor asing adalah ritel, tetapi mereka menolak meningkatkan batasan nilai investasi. India sedang berupaya menarik lebih banyak dana asing untuk meningkatkan fasilitas infrastrukturnya.
Namun, baru-baru ini, negara tersebut membatasi beberapa portofolio investasi,yang telah mengatrol naik nilai tukar rupee terhadap dolar AS.
"Jika saya tidak diizinkan membuka toko ritel,perusahaan penerbangan dan usaha lainnya di India, jelas kami akan menginvestasikannya di tempat lain," tutur Branson yang telah bertahun-tahun meyakinkan pemerintah India untuk mengizinkan Virgin membuka rute penerbangan ke Mumbai dan New Delhi.
Kendati demikian, Branson tetap akan menanamkan investasinya di negara ekonomi terbesar ke tiga di Asia tersebut. Dia mengaku telah menemukan mitra bisnis di bidang telekomunikasi dan akan memasuki sektor jasa penerbangan domestik sambil menanti adanya pengenduran kebijakan.
(Rani Hardjanti)
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari