JAKARTA - Sebuah asosiasi independen yang dibetuk oleh Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Certified Wealth Manager Association (CWMA), mengingatkan kepada penyelenggara negara maupun kalangan bankir untuk mentataati tiga pilar utama untuk mengambangkan wealth management.
Hal ini untuk menciptakan sektor jasa maupun pengelolaan keuangan yang sehat. Di sisi lain, dibutuhkan lebih banyak bankir yang memiliki keahlian khusus dalam bidang wealth management.
"Krisis moneter yang terjadi sepuluh tahun silam membuktikan aplikasi wealth management yang buruk. Sebab, pilar pertama berupa proteksi (to protect) tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan wealth management itu sendiri," ujar Chairman CWMA Indonesia Martha Bambang Priambodho, dalam The 2nd International Wealth Management Conference 2007 di Jakarta, Kamis (22/11/2007).
Menurut Bambang, proteksi sebagai pilar pertama tidak bisa dijalankan dalam keadaan monopoli dan akibatnya pilar kedua dan ketiga wealth management kembali terabaikan. Pilar kedua tersebut adalah pertumbuhan (to growth) dan pilar ketiga sendiri adalah distribusi (distribution), sehingga tujuan akhir menciptakan kesejahteraan tidak bernah tercapai.
Untuk itu, lanjut Bambang, wealth managers, penyelenggara negara maupun pengelola layanan wealth management untuk mentataati ketiga pilar tersebut, meningkatkan pemahaman sehingga bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Bambang menuturkan, kegiatan kali ini adalah sebagai bentuk komitmen CWMA untuk beraktifitas dan membina kompetensi anggota agar bisa bersaing dalam era globalisasi. Selain itu, memberi energi positif bagi wealth managers untuk berkarya lebih baik.
"Saat ini sudah ada 1.500 anggota yang memiliki sertifikasi keahlian dalam wealth management. Ke depan, pendidikan dan sertifikasi kompetensi menjadi hal yang patut dikembangkan," tandas dia.
(Rani Hardjanti)
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari