JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan indeks keyakinan konsumen (IKK) November 2007 pada level 101,3, menunjukan pada posisi yang optimisme.
"Konsumen optimistis bahwa perekonomian nasional terus membaik. Meski hanya alat bantu atau salah satu indikator ekonomi, BI berharap kondisi perekonomian nasional tetap tumbuh," ujar Direktur Statistik Ekonomi dan Moneter BI Triyono Widodo saat dikonfirmasi, di Jakarta, Selasa (11/12/2007).
Menurut Triyono, hasil survey yang dipublikasikan BI mengungkapkan meningkatnya IKK didorong oleh menurunnya pesimisme pada indeks kondisi ekonomi saat ini sebesar 2,2 poin dibanding bulan lalu.
Indeks di bawah 100 menunjukkan pesimisme terhadap prospek ekonomi, sedang indeks di atas 100 menunjukkan optimisme. Pencapaian seperti ini jarang terjadi, meskipun dalam realisasinya tidak seperti yang diharapkan.
Triyono menuturkan, kenaikan IKK disebabkan oleh peningkatan yang terjadi pada hampir seluruh komponen Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Namun, tidak untuk ekspektasi ekonomi 6 bulan mendatang, meski masih optimis, terjadi penurunan sebesar 1,8 poin dibanding bulan lalu.
Selain itu, secara tahunan IKK mengalami penurunan sebesar 0,2 poin. Penurunan IKK disebabkan oleh optimisme konsumen yang turun terhadap IEK sebesar 5,4 poin.
Dari 18 kota yang diseurvey, lanjut Triyono, sembilan kota seperti Palembang, Banjarmasin, Bandarlampung dan Makassar menunjukkan IKK yang optimisme. Sedangkan sembilan kota lain seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surbaya maupun Medan menunjukkan IKK yang pesimisme.
"Menado menunjukkan IKK tertinggi sebesar 127,6. Sedangkan IKK terendah terjadi di Padang sebesar 77,9. Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) pada November 2007 mengalami peningkatan sebesar 2,2 poin dibanding bulan lalu. Angka ini masih berada pada level pesimistis dengan indeks 90,5," papar dia.
Peningkatan IKE tersebut, menurut Triyono disebabkan oleh penilaian konsumen yang makin optimis terhadap penghasilan saat ini. Jumlahnya 117,7 atau meningkat 1,0 poin dibandingkan bulan lalu. Selain itu, didukung oleh pesimisme yang turun terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama. Hal tersebut tercermin pada peningkatan kedua indeks dibandingkan bulan lalu masing-masing sebesar 3,5 poin dan 2,3 poin.
Dibandingkan tahun lalu, IKE mengalami peningkatan sebesar 4,8 poin menjadi 90,5. Peningkatan disebabkan oleh optimisme konsumen yang meningkat terhadap penghasilan saat ini sebesar 4,2 poin. Selain itu, turunnya pesimisme ketepatan waktu pembelian barang tahan lama sebesar 14,1 poin. Sedangkan pada
November 2007, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti dibanding dengan bulan sebelumnya. Indek hanya mengalami penurunan sebesar 0,2 poin atau berada pada angka 112,0.
"Optimisme yang menurun tersebut disebabkan penurunan ekspektasi ekonomi 6 bulan mendatang sebesar 1,8 poin dibanding bulan lalu," tandas dia.
Terhadap survei ini, Ekonom BNI Ryan Kiranto mengatakan IKK versi BI menjadi indikator pada level optimisme pelaku usaha dalam 3-6 bulan ke depan melalui serangkaian riset. Melalui skor di atas 100, menunjukkn dunia usaha makin percaya diri bahwa di tahun 2008, prospek ekonomi, investasi dan bisnis semakin baik.
"Hal itu menjadi acuan bagi BI dalam menyusun kebijakan moneter dan perbankan yang lebih akurat maupun aplikatif," tegas dia.
(Rani Hardjanti)