DEPOK - Terdapat fakta yang cukup mencengangkan, setidaknya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) Cinangka Sawangan Depok, rata-rata 2.000 tabung tidak layak setiap bulan. 
"Iya, ada sekira 2.000 tabung tiap bulan tidak layak pakai. Pastinya yang tidak layak merupakan tanggung jawab Pertamina. Bocor di bagian leher tabung, lasnya rusak, pegangan tabung patah, catnya pudar," kata Kepala Keuangan SPBE Cinangka Sawangan Depok Budiarto Wahyu Utomo, saat ditemui wartawan, di Depok, Selasa (6/7/2010).
Dirinya menceritakan, membedakan tabung yang layak dan tidak layak pakai. Jika pengisian tabung dicelupkan ke air satu persatu dan terdapat gelembung udara.
"Itu merupakan prosedur dari Pertamina. Yang saya tahu, tabung tidak pernah meledak, cuma bocornya gas, yang menyebabkan akumulasi gas di seluruh ruangan dan ada pemicunya. Tapi setahu saya, kebocoran itu terjadi pada regulator dan selang," ungkapnya.
Dirinya menjamin, pengangkut tidak akan melempar tabung, dia tidak mengetahui di tingkat agen. "Kalau 12 kg, mengeceknya dengan menyiram bagian atas tabung tersebut," katanya.
Tabung gas lebih terlihat kalau bocor, katanya, karena terkanannya lebih tinggi. Dirinya menyarankan kepada masyarakat harus melihat tabung yang dibelinya, apakah memiliki logo SNI atau tidak, kemudian catnya mengeletek tidak, dan pastinya asli produksi Pertamina produknya lebih bagus.
Pihaknya mengaku heran, mengapa tabung bodong ini beredar bisa beredar. "Kok bisa ada, jika tidak berlabel SNI akan ditukarkan, SBPE tabung 12 kg mencapai 48 kg-50 kg per hari, kalau yang tiga kg bisa mencapai 54 ton per hari," katanya.
(Candra Setya Santoso)