JAKARTA - Setelah menembus level psikologis di bawah Rp8.500 per USD, rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan penguatannya meskipun penguatan tersebut tidak setajam kemarin.
Menurut analis valas, Rully Nova dibiarkannya rupiah menguat dibawah level Rp8.500 per USD oleh Bank Indonesia (BI) dikarenakan negara kompetitor ekspor seperti Malaysia dan Jepang mata uangnya pun mengalami kenaikan sehingga daya saing ekspor pun tidak berpengaruh dengan adanya penguatan rupiah tersebut.
"Rupiah kali ini akan berada dikisaran Rp8.470-Rp8.490 per USD," ungkap Rully kala dihubungi okezone, Jakarta, Kamis (28/7/2011).
Rully menambahkan, walaupun inflasi diprediksikan akan meningkat menjelang bulan puasa dan lebaran namun dengan adanya penguatan rupiah diperkitakan bisa meredam kenaikan harga barang-barang impor.
Sementara di sisi lain, faktor eksternal pun masih bergantung terhadap permasalahan yang terjadi di AS dan Eropa seperti permasalahan batas utang, krisis utang dan pertumbuhan perekonomian yang cenderung melambat bila dibandingkan dengan situasi yang terjadi di Asia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.
Seperti diketahui, rupiah, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) Rabu (27/7/2011) menguat ke Rp8.489 per USD dibandingkan dengan periode perdagangan sebelumnya yang ada di Rp8.521 per USD. Sementara menurut yahoofinance, menyebutkan rupiah menguat ke USD8.467 per USD dengan kisaran perdagangan di Rp8.462-Rp8.505 per USD.
(Andina Meryani)