PASURUAN - Peningkatan produktifitas pembenihan kentang berkualitas didaerah Pasuruan terus dikembangkan secara intensif oleh pemerintah daerah setempat melalui Dinas Pertanian kabupaten Pasuruan.
Karena, dari sektor pertanian kentang ini, dapat menyumbang sekira Rp280juta per tahun untuk pendapatan asli daerah (PAD).
Manager Pusat Pengembangan Pembenihan Kentang (P3K) dari Dinas Pertanian kabupaten Pasuruan Yuli Sungkowo menjelaskan, 50 persen hasil produksi kentang Jawa Timur dihasilkan oleh kabupaten Pasuruan.
Dari sekira tujuh ribu hektare lahan pertanian kentang di Jawa Timur yang menghasilkan 10.500 ton kentang pertahunnya, sekira 4.500 ton berasal dari Pasuruan yang dihasilkan dari tiga ribu hektar lahan pertanian kentang di wilayah dataran tinggi kecamatan Tosari, Pasuruan.
Lebih lanjut Yuli mengatakan bahwa Pasuruan dijadikan sebagai sumber atau sentra pembenihan kentang untuk memenuhi kebutuhan produksi kentang lokal agar permintaan pasar dapat terpenuhi.
Sehingga, secara otomatis dapat membendung masuknya kentang impor dari luar negeri, di mana secara tidak langsung juga meningkatkan perekonomian para petani kentang karena harga jual kentang yang stabil.
Dengan terjaganya stock bibit/benih kentang berkualitas, diharapkan peningkatan kapasitas produksi dan mutu hasil pertanian kentang dapat bersaing dengan kentang impor sehingga kedepannya kita dapat mengekspor kentang keluar negeri.
Sementara itu kepala dinas pertanian kabupaten Pasuruan HM Ichwan, Senin (5/3/2012) mengatakan bahwa dengan perbaikan sistem budidaya dari benih kentang lokal ke benih kentang yang berkualitas memang sedikit mengalami kendala dari cara pandang para petani yang masih mengandalkan cara konvensional dimana para petani tetap menggunakan benih/bibit kentang lokal secara terus menerus. padahal idealnya setelah 3-4 kali masa panen bibit kentang harus diperbaharui agar kapasitas dan mutu produksi dapat terjaga.
Di samping itu dengan penggunaan benih kentang berkualitas,peningkatan kapasitas produksi lebih tinggi. Sebagai perbandingan, dengan benih lokal dapat menghasilkan 10-15 ton kentang per hektarnya, sedangkan apabila menggunakan benih kentang berkualitas dapat menghasilkan 18-25 ton kentang per hektar.
Selain itu pengurangan biaya perawatan yang tinggi akibat penggunaan pestisida dapat ditekan karena benih kentang berkualitas lebih tahan penyakit.
"Untuk sementara ini pengembangan pembenihan kentang berkualitas, difokuskan pada varietas granola di mana jenis kentang granola yang merupakan kentang untuk sayur dan bukan jenis kentang untuk olahan masih mendominasi permintaan pasar," pungkas Ichwan.