PEKANBARU - PT Riau Airlines (RAL) dinilai sudah tidak layak dipertahankan. Hal ini mengingat banyaknya permasalahan kompleks yang mengakibatkan perusahaan pelat merah itu selalu merugi.
"Secara hitungan bisnis, Riau Airlines sudah layak ditutup saja. Untuk apa dipertahankan lagi. Ini akan merugikan saja," kata pengamat ekonomi Riau Edi Yanus kepada okezone, Senin (16/4/2012).
Menurut dia, bisnis penerbangan seperti Riau Air atau sekarang bernama Riau Air bisa menjanjikan asal dikelola secara profesional. Mengingat bisnis penerbangan adalah padat modal dan padat sumber daya manusia.
"Tetapi selama ini kita lihat Riau Air selalu merugi terus. Jadi sebaiknya ditutup saja. Atau dijual saja jika ada yang mau membeliknya," ucapnya lagi.
Sementara itu pihak Pemprov Riau bersikeras mempertahankan Riau Air. Bahkan rencananya akan ada pengucuran dana Rp500 miliar untuk kembali mengeliatkan perusahaan yang sebagian sahamnya dikuasi Pemprov Riau.
"Ada investor yang akan bersedia mengucurkan dana untuk Riau Air," kata Kepala Biro Administrasi Ekonomi Setdaprov Riau, Adizar.
Demi membuktikan keseriusannya, Pemprov Riau pun juga akan mengurus izin terbang yang sudah mati ke Dirjen Perhubungan.
Selama ini, walau terus mendapatkan suntikan dana miliaran rupiah, tetap saja tidak membuat Riau Air bangkit. Perusahaan BUMD mengaku terus merugi.
Puncaknya pada awal 2011 terjadi PHK besar-besar terhadap ratusan karyawanya. Sejak itulah, Riau Air berhenti terbang sampai saat ini. Akibatnya, izin terbang pun dicabut.
Gubernur Riau Rusli Zainal belakangan menyebut Riau Air akan terbang lagi pada Maret 2012 lalu. Namun, sampai sekarang maskapai pelat merah tidak bisa beroperasi. Pada 7 April 2012 lalu, Kementerian Perhubungan mencabut surat izin usaha Angkutan Niaga Berjadwal.