JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penyerapan anggaran pada 2012 lebih rendah dari yang diharapkan. Hal tersebut, lantaran adanya kebijakan pemerintah yang gagal dilakukan.
Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo mengungkapkan angka sementara yang diperoleh Kemenkeu mencatat penyerapan belanja nasional 4,4 persen lebih rendah dari yang dianggarkan. Sementara untuk penerimaan negara sebesar 2,5 persen lebih rendah dari yang dianggarkan.
"Kalau dilihat secara defisit, kita memang masih defisit. Tetapi, defisitnya itu masih rendah, yaitu yang kita anggarkan 2,23 persen realisasinya hanya 1,89 persen," ungkap Agus Marto, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Menurutnya, turunnya defisit ini, lantaran terdapat pos anggaran yang belum digunakan. Pos anggaran tersebut, ditujukan untuk mengantisipasi risiko terhadap kebijakan menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
"Kita ingat di APBN-P 2012, ada Rp30 triliun kita siapkan dana kompensasi kalau BBM dinaikkan, supaya kita bisa memperhatikan rakyat dan transportasi. Tapi harga BBM bersubsidi tidak naik, anggaran tidak digunakan. Itu menjadi penyebab realisasi belanja negara di bawah anggaran," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)