MEDAN - Pemerintah secara resmi telah meresmikan pembangunan awal (ground breaking) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, Rabu (3/7/2013) pagi tadi. Namun pelaksanaan ground breaking yang sempat tertunda itu, harus segera diakselerasi agar operasional KEK Sei Mangkei dapat berjalan tepat waktu.
Perlu pula disiapkan tenaga kerja (Sumber Daya Manusia/SDM) yang dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja, untuk menunjang operasional KEK tersebut. Khususnya SDM berorientasi IPTEK. Karena dengan konsep strategis yang dimiliki Sei Mangkei, KEK ini membutuhkan SDM-Iptek yang mumpuni. Karena jika tidak, tujuan keberadaan Sei Mangkei sebagai simpul utama perekonomian di Sumatera, akan sulit terwujud.
“Selaras dengan pilar pembangunan MP3EI, pengembangan SDM-Iptek di KEK Sei Mangkei menjadi salah satu modal penting dalam meningkatkan nilai tambah komoditas, utamanya kelapa sawit. Kementerian Perindustrian membangun Pusat Inovasi senilai Rp31,8 Miliar yang dapat memfasilitasi kegiatan pengujian, riset, dan pengembangan produk olahan kelapa sawit. Pusat Inovasi Kelapa Sawit ini juga menjadi fasilitas pelatihan masyarakat dalam upaya membuat produk olahan kelapa sawit skala Industri Kecil Menengah (IKM). Ini semua harus dimanfaatkan, supaya ekspektasi kita terhadap Sei Mangkei ini terpenuhi,” ujar Hatta, Rabu (3/7/2013).
Hatta juga menegaskan, masyarakat Sumatera Utara, khususnya yang berada di sekitar KEK Sei Mangkei, harus bisa diberdayakan dengan keberadaan Sei Mangkei ini. Sehingga harus ada pembangunan secara dua arah, baik itu dari pemerintah sebagai fasilitator, maupun dari masyarakat sebagai penerima manfaat.
“Di mana ada industri berbasis teknologi. Pasti akan ada pengembangan SDM. Dan semakin mampu daerah ini memenuhi kebutuhan SDM itu, maka industri akan berjalan lebih mudah. Ada koneksitas kepentingan sebenarnya, yang harus disinergiskan. Perusahaan mendapatkan untung, masyarakat mendapatkan kesejahteraan. Kalau pemerintah kan hanya fasilitator,” jelasnya.
(Widi Agustian)