Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahalnya Investasi Produksi Mobil Listrik

Rezkiana Nisaputra , Jurnalis-Sabtu, 13 Juli 2013 |16:49 WIB
Mahalnya Investasi Produksi Mobil Listrik
Menteri BUMN Dahlan saat meresmikan pabrik milik PT NIpress (Rezkiana)
A
A
A

Mahalnya Investasi Mobil Listrik
 
JAKARTA - Produsen baterai lithium PT Nipress mengulas hasil risetnya, mengenai empat kendala yang bisa menghadang pengembangan pada mobil listrik nasional, utamanya mengenai nilai investasi yang sangat besar. Mobil ini nantinya akan dijadikan kendaraan operasional pada APEC di Bali Oktober 2013 mendatang.
 
Direktur Operasional PT Nipress Tbk Richard Tandiono menjelaskan, empat kendala tersebut antara lain pada harga, infrastruktur, sulitnya mengubah budaya masyarakat dan yang terakhir yakni industri oposisi.
 
"Bicara soal harga ada harga investasi ada pula harga jual, karena harga pada baterai di mobil ini mahal yakni bisa setengah harga dari mobil itu. Misalnya mobil ini baterainya akan habis masanya sekitar 8-10 tahun, tapi setelah itu, apakah si pembeli mobil ini mau mengeluarkan uang untuk beli baterai itu misal harganya Rp80 juta?" ujar Richard di pabrik baterai lithium PT Nipress Tbk Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2013).
 
Sedangkan jika dilihat dari sisi infrastruktur menurutnya, mobil listrik tersebut sangat memerlukan alat dan sarana untuk menambah daya yakni charger untuk baterai. Di mana alat dan sarana itu pun harus tersedia di tempat umum maupun di rumah pemilik mobil.
 
Untuk pengembangan mobil listrik juga perlu mengubah kebiasaan masyarakat yang lebih terbiasa mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU. "Masyarakat itu kan sudah terbiasa mengisi bahan bakar di SPBU, ini yang saya rasa kendalanya, karena takutnya mobil sudah listrik, eh taunya masih ngisi di SPBU," tukasnya.
 
Adapun kendala yang terakhir, yakni pada industri oposisi, yakni kendaraan konvensional berbahan bakar minyak. "Ini kan nantinya akan bersaing antara mobil yang berbahan bakar dengan mobil yang listrik, ini juga kendala," jelas Richard.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement